Kemampuan analitikal adalah
kapasitas perusahaan atau individu dalam penggunaan data, statistik, analisa
kuantitatif, berbagai model untuk pengelolaan fakta untuk membuat keputusan dan
implementasi yang lebih efektif. Thomas Davenport, profesor dalam bidang
analitikal, membagi perusahaan dalam 5 level sehubungan dengan kemampuan
analitikal perusahaan.
Level pertama adalah perusahaan yang disebut
sebagai Analytically Impaired. Inilah
kelompok dimana dalam sebuah meeting, sering mengeluarkan pernyataan tunggal;
apa yang terjadi dengan bisnis kita? Bagaimana penjualannya? Setelah itu tidak
ada pertanyaan susulan karena memang tidak ada parameter pengukuran pencapaian
yang digunakan perusahaan ini.
Level kedua adalah Localized Analytics. Perusahaan ini sudah mulai memiliki data di
masing – masing divisi. Mereka menggunakan data untuk membuat perbaikan di
divisinya. Mereka senang bertanya bagaimana membuat sebuah program atau
aktivitas yang lebih baik, tetapi masih terkotak – kotak dan tidak menyentuh
tingkat korporasi.
Level ketiga disebut Analytical Aspirations. Perusahaan sudah mulai menintegrasikan data
dari berbagai divisi. Mereka ingin melihat masa depan dengan mempelajari data
di masa lampau. KPI dari perusahaan ini sudah jelas seperti pencapaian pangsa
pasar, kekuatan merek, loyalitas pelanggan, dan sebagainya.
Level keempat adalah Analytical Company. Perusahaan sudah menggunakan kemampuan
analitikal untuk memubuat inovasi dan menciptakan keunggulan bersaing. Perusahaan
sudah membangun kemampuan analitikal di masing – masing divisi.
Pada tingkat yang tinggi, level kelima disebut
sebagai Analytical Competitors,
adalah perusahaan yang menjadikan analitikal ini sebagai driver utamanya.
Mereka jauh lebih hebat dibandingkan pesaingnya dalam hal database, analisa dan
menggunakannya untuk menciptakan penjualan, keputusan dan loyalitas pelanggan,
membangun merek yang kuat, dan selalu berada di depan dibandingkan dengan para
pesaingnya.
Referensi : Majalah
“MARKETING”, edisi 11/XIV/November 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar