Minggu, 16 November 2014

KEMAMPUAN ANALITIKAL PERUSAHAAN

     Kemampuan analitikal adalah kapasitas perusahaan atau individu dalam penggunaan data, statistik, analisa kuantitatif, berbagai model untuk pengelolaan fakta untuk membuat keputusan dan implementasi yang lebih efektif. Thomas Davenport, profesor dalam bidang analitikal, membagi perusahaan dalam 5 level sehubungan dengan kemampuan analitikal perusahaan.

           Level pertama adalah perusahaan yang disebut sebagai Analytically Impaired. Inilah kelompok dimana dalam sebuah meeting, sering mengeluarkan pernyataan tunggal; apa yang terjadi dengan bisnis kita? Bagaimana penjualannya? Setelah itu tidak ada pertanyaan susulan karena memang tidak ada parameter pengukuran pencapaian yang digunakan perusahaan ini.

            Level kedua adalah Localized Analytics. Perusahaan ini sudah mulai memiliki data di masing – masing divisi. Mereka menggunakan data untuk membuat perbaikan di divisinya. Mereka senang bertanya bagaimana membuat sebuah program atau aktivitas yang lebih baik, tetapi masih terkotak – kotak dan tidak menyentuh tingkat korporasi.

           Level ketiga disebut Analytical Aspirations. Perusahaan sudah mulai menintegrasikan data dari berbagai divisi. Mereka ingin melihat masa depan dengan mempelajari data di masa lampau. KPI dari perusahaan ini sudah jelas seperti pencapaian pangsa pasar, kekuatan merek, loyalitas pelanggan, dan sebagainya.

            Level keempat adalah Analytical Company. Perusahaan sudah menggunakan kemampuan analitikal untuk memubuat inovasi dan menciptakan keunggulan bersaing. Perusahaan sudah membangun kemampuan analitikal di masing – masing divisi.

            Pada tingkat yang tinggi, level kelima disebut sebagai Analytical Competitors, adalah perusahaan yang menjadikan analitikal ini sebagai driver utamanya. Mereka jauh lebih hebat dibandingkan pesaingnya dalam hal database, analisa dan menggunakannya untuk menciptakan penjualan, keputusan dan loyalitas pelanggan, membangun merek yang kuat, dan selalu berada di depan dibandingkan dengan para pesaingnya.


Referensi : Majalah “MARKETING”, edisi 11/XIV/November 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar