Sabtu, 22 November 2014

MANUSIA DAN PANDANGAN HIDUP: Rangkuman & Contoh Kasus Bab 8

RANGKUMAN

·      Pandangan Hidup artinya pendapat atau pertimbangan yang dijadikan pegangan, pedoman, arahan petunjuk hidup di dunia.

·      Pandangan Hidup dapat diklasifikasikan berdasarkan asalnya, yaitu:
  1. Pandangan Hidup yang berasal dari agama.
  2. Pandangan Hidup yang berupa ideologi.
  3. Pandangan Hidup hasil renungan.

·       Pandangan Hidup mempunyai unsur – unsur, yaitu:
  1. Cita – cita
  2. Kebajikan
  3. Usaha
  4. Keyakinan/kepercayaan

·      Cita – cita ialah apa yang diinginkan dan mungkin dapat dicapai dengan usaha/perjuangan.

·       Ada tiga faktor yang memungkinkan seseorang dapat meraih cita –cita, yaitu:
  1. Manusianya, yang memiliki cita – cita.
  2. Kondisi yang dihadapi selama mencapai apa yang dicita – citakan.
  3. Seberapa tinggikah cita – cita yang hendak dicapai.

·   Kebajikan atau kebaikan atau perbuatan yang mendatangkan kebaikan pada hakekatnya sama seperti perbuatan moral, perbuatan yang sesuai dengan norma agama dan etika.

·      Untuk melihat apa itu kebajikan, harus dilihat dari 3 segi:
  1. Manusia sebagai makhluk pribadi
  2. Manusia sebagai anggota masyarakat
  3. Manusia sebagai makhluk Tuhan

·      Baik buruk itu ditentukan oleh suara hati.

·      Suara hati adalah semacam bisikan di dalam hati yang mendesak seseorang untuk menimbang baik buruknya suatu perbuatan, tindakan, dan tingkat laku.

·      Faktor yang menentukan tingkah laku seseorang ada tiga macam, yaitu:
  1. Pembawaan (Heriditas)
  2. Lingkungan (Environment)
  3. Pengalaman (Experience)

    CONTOH KASUS

MAKNA HIDUP DALAM PANDANGAN ISLAM


Hidup ini sebuah misteri dan penuh rahasia. Manusia memiliki keterbatasan dalam memahami makna hidup. Pada umumnya, manusia tidak mengetahui banyak hal tentang sesuatu, yang mereka ketahui hanyalah realitas yang nampak saja (Q.S 30: 6-7). Tidak ada seorang pun yang tahu berapa lama ia akan hidup, di mana ia akan mati, (Q.S 31: 34) dalam keadaan apa ia akan mati, dan dengan cara apa ia akan mati, sebagian manusia menyangka bahwa hidup ini hanya satu kali dan setelah itu mati ditelan bumi. Mereka meragukan dan tidak percaya bahwa mereka akan dibangkitkan kembali setelah mati (Q.S An-Naml: 67). Adapun mengenai kepercayaan adanya kehidupan setelah mati pandangannya sangat beragam tergantung pada agama dan kepercayaan yang dipeluk dan diyakini.

Islam menjelaskan makna hidup yang hakiki melalui perbandingan dua ayat yang sangat kontras, seperti dicontohkan di dalam Alquran. Seorang yang telah mati menurut mata lahir kita, bahkan telah terkubur ribuan tahun, jasadnya telah habis dimakan cacing dan belatung lalu kembali menjadi tanah, namanya sudah hampir dilupakan orang. Tetapi yang mengherankan, Allah SWT memandangnya masih hidup dan mendapat rezeki di sisi-Nya serta melarang kepada kita menyebut mati kepada orang tersebut. Hal ini dapat kita lihat dalam (Q.S 3: 169). "Janganlah kalian menyangka orang-orang yang gugur di jalan Allah itu telah mati, bahkan mereka itu hidup dan mendapat rezeki di sisi Allah." Sebaliknya ada orang yang masih hidup menurut mata lahir kita, masih segar-bugar, masih bernapas, jantungnya masih berdetak, darahnya masih mengalir, matanya masih berkedip, tetapi justru Allah menganggapnya tidak ada dan telah mati, seperti disebutkan dalam firmannya "Tidak sama orang yang hidup dengan orang yang sudah mati. Sesungguhnya Allah SWT mendengar orang yang dikehendaki-Nya, sedangkan kamu tidak bisa menjadikan orang-orang yang di dalam kubur bisa mendengar," (QS Al-Fathir 22). Maksud ayat ini menjelaskan Nabi Muhammad tidak bisa memberi petunjuk kepada orang-orang musyrikin yang telah mati hatinya.

Dua ayat ini memberikan perbandingan yang terbalik, di satu sisi orang yang telah mati dianggap masih hidup, dan di sisi lain orang yang masih hidup dianggap telah mati. Lalu apa hakikat makna hidup menurut Islam?

Seorang filusuf Yunani Descartes pernah mendefinisikan, manusia ada dan dinyatakan hidup di dunia bila ia melakukan aktivitas berpikir. Kemudian Karl Marx menyatakan, manusia ada dan dinyatakan hidup jika manusia mampu berusaha untuk mengendalikan alam dalam rangka mempertahankan hidupnya. Sedangkan Islam menjelaskan manusia ada dan dianggap hidup jika ia telah melakukan aktivitas "jihad" seperti yang telah dijelaskan oleh Allah SWT dalam Q.S. Ali Imron: 169 di atas. Tentu saja jihad dalam pengertian yang sangat luas. Jihad dalam pengertian bukan hanya sebatas mengangkat senjata dalam peperangan saja, tetapi jihad dalam konteks berusaha mengisi hidup dengan karya dan kerja nyata. Jihad dalam arti berusaha memaksimalkan potensi diri agar hidup ini berarti dan bermanfaat bagi diri, keluarga, masyarakat, dan bangsa. Misalnya, seseorang yang berusaha mencari dan menemukan energi alternatif ketika orang sedang kesulitan BBM itu juga sudah dipandang jihad karena ia telah mampu memberikan manfaat kepada orang lain. Seseorang yang keluar dari sifat malas, kemudian bekerja untuk memerangi kemiskinan, kebodohan, itu juga termasuk jihad karena ia telah mampu mengalahkan hawa nafsunya sendiri, dan bukankah ini jihad yang paling besar karena Rasulullah sendiri menyatakan bahwa jihad yang paling akbar adalah melawan hawa nafsu sendiri.

Hidup dalam pandangan Islam adalah kebermaknaan dalam kualitas secara berkesinambungan dari kehidupan dunia sampai akhirat, hidup yang penuh arti dan manfaat bagi lingkungan. Hidup seseorang dalam Islam diukur dengan seberapa besar ia melaksanakan kewajiban-kewajiban sebagai manusia hidup yang telah diatur oleh Dienull Islam. Ada dan tiadanya seseorang dalam Islam ditakar dengan seberapa besar manfaat yang dirasakan oleh umat dengan kehadiran dirinya. Sebab Rasul pernah bersabda "Sebaik-baiknya manusia di antara kalian adalah yang paling banyak memberikan manfaat kepada orang lain. (Alhadis). Oleh karena itu, tiada dipandang berarti (dipandang hidup) ketika seseorang melupakan dan meninggalkan kewajiban-kewajiban yang telah diatur Islam.

Dengan demikian, seorang muslim dituntut untuk senantiasa meningkatkan kualitas hidup sehingga eksistensinya bermakna dan bermanfaat di hadapan Allah SWT, yang pada akhirnya mencapai derajat Al-hayat Al-thoyyibah (hidup yang diliputi kebaikan). Untuk mencapai derajat tersebut maka setiap muslim diwajibkan beribadah, bekerja, berkarya berinovasi atau dengan kata lain beramal saleh. Sebab esensi hidup itu sendiri adalah bergerak (Al-Hayat) kehendak untuk mencipta (Al-Khoolik), dorongan untuk memberi yang terbaik (Al-Wahhaab) serta semangat untuk menjawab tantangan zaman (Al-Waajid).

Makna hidup yang dijabarkan Islam jauh lebih luas dan mendalam dari pada pengertian hidup yang dibeberkan Descartes dan Marx. Makna hidup dalam Islam bukan sekadar berpikir tentang realita, bukan sekadar berjuang untuk mempertahankan hidup, tetapi lebih dari itu memberikan pencerahan dan keyakinan bahwa. Hidup ini bukan sekali, tetapi hidup yang berkelanjutan, hidup yang melampaui batas usia manusia di bumi, hidup yang harus dipertanggungjawabkan di hadapan sang Kholik. Setiap orang beriman harus meyakini bahwa setelah hidup di dunia ini ada kehidupan lain yang lebih baik, abadi dan lebih indah yaitu alam akhirat (Q.S. Adl-dluha: 4).

Setiap muslim yang aktif melakukan kerja nyata (amal saleh), Allah menjanjikan kualitas hidup yang lebih baik seperti dalam firmannya "Barang siapa yang melakukan amal saleh baik laki-laki maupun wanita dalam keadaan ia beriman, maka pasti akan kami hidupkan ia dengan al-hayat al-thoyibah (hidup yang berkualitas tinggi)." (Q.S. 16: 97). Ayat tersebut dengan jelas sekali menyatakan hubungan amal saleh dengan kualitas hidup seseorang.

Aktualisasi diri!

Salah satu kebutuhan manusia yang paling mendasar adalah pengakuan dari komunitas manusia yang disebut masyarakat. Betapa menderitanya seseorang, sekalipun umpamanya ia seorang kaya raya, berkedudukan, mempunyai jabatan, namun masyarakat di sekitarnya tidak mengakui keberadaannya bahkan menganggapnya tidak ada, antara ada dan tiada dirinya tidak berpengaruh bagi masyarakat. Dan hal ini adalah sebuah fenomena yang terjadi pada masyarakat muslim. Terlebih rugi lagi jika keberadaan kita tidak diakui oleh Allah SWT, berarti alamat sebuah kemalangan yang akan menimpa. Ketika usia kita tidak menambah kebaikan terhadap amal-amal, ketika setiap amal perbuatan tidak menambah dekatnya diri dengan Sang Pencipta, berarti hidup kita sia-sia belaka. Allah menganggap kita sudah mati sekalipun kita masih hidup.

Oleh karena itu, seorang muslim "diwajibkan" untuk mengaktualisasikan dirinya dalam segenap karya nyata (amal saleh) dalam kehidupan. "Sekali berarti, kemudian mati" begitulah sebaris puisi yang diungkapkan penyair terkenal Chairil Anwar. Walaupun ia meninggal dalam keadaan masih muda dan telah lama dikubur di pemakaman Karet Jakarta, tetapi nama dan karya-karyanya masih hidup sampai sekarang. Kalau Chairil Anwar telah "berjihad" selama hidupnya di bidang sastra. Bagaimana dengan kita? Mari berjihad dengan amal saleh di bidang-bidang yang lain. Agar kita dipandang hidup oleh Allah SWT. Amin.

Sumber: https://id-id.facebook.com/notes/marhaban-ya-ramadhan/makna-hidup-dalam-pandangan-islam/261523573359 

MANUSIA DAN KEADILAN: Rangkuman & Contoh Kasus Bab 7

RANGKUMAN

·       Keadilan menurut Aristoteles adalah kelayakan dalam tindakan manusia.

·     Menurut pengertian umum, Keadilan adalah pengakuan dan perlakuan yang seimbang antara hak dan kewajiban.

·       Untuk mewujudkan suatu keadilan sosial, perlu dipupuk sikap:
  1. Perbuatan luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.
  2. Sikap adil terhadap sesama, menjaga keseimbangan hak dan kewajiban, serta menghormati hak – hak orang lain.
  3. Sikap selalu memberikan pertolongan kepada orang yang memerlukan.
  4. Sikap saling menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat untuk mencapai kemajuan dan kesejahteraan bersama.

·       Asas untuk menuju suatu keadilan sosial dituangkan melalui delapan jalur pemerataan:
  1. Pemerataan kebutuhan pokok rakyat banyak, khususnya sangan, pandang, dan perumahan.
  2. Pemerataan untuk memperoleh pendidikan dan pelayanan kesehatan.
  3. Pemerataan dalam pembagian pendapatan.
  4. Pemerataan kesempatan kerja.
  5. Pemerataan kesempatan usaha.
  6. Pemerataan kesempatan berpartisipasi dalam pembangunan khususnya bagi wanita dan generasi muda.
  7. Pemerataan penyebaran pembangunan di seluruh wilayah tanah air.
  8. Pemerataan kesempatan memperoleh keadilan.

·       Macam – macam jenis Keadilan yaitu:
  1. Keadilan Legal atau Keadilan Moral
  2. Keadilan Distributif
  3. Keadilan Komutatif

·      Kejujuran atau jujur artinya apa yang dikatakan seseorang sesuai dengan hati nurani dan kenyataan yang ada.


·      Kecurangan atau curang artinya apa yang diinginkan tidak sesuai dengan hati nuraninya.

CONTOH KASUS

HUKUM HANYA BERLAKU BAGI PENCURI KAKAO, PENCURI PISANG, & PENCURI SEMANGKA 
'(Koruptor Dilarang Masuk Penjara)’



Supremasi hukum di Indonesia masih harus direformasi untuk menciptakan kepercayaan masyarakat dan dunia internasional terhadap sistem hukum Indonesia. Masih banyak kasus-kasus ketidakadilan hukum yang terjadi di negara kita. Keadilan harus diposisikan secara netral, artinya setiap orang memiliki kedudukan dan perlakuan hukum yang sama tanpa kecuali.

Keadaan yang sebaliknya terjadi di Indonesia. Bagi masyarakat kalangan bawah perlakuan ketidakadilan sudah biasa terjadi. Namun bagi masyarakat kalangan atas atau pejabat yang punya kekuasaan sulit rasanya menjerat mereka dengan tuntutan hukum. Ini kan tidak adil !!

Kasus Nenek Minah asal Banyumas yang divonis 1,5 bulan kurungan adalah salah satu contoh ketidakadilan hukum di Indonesia. Kasus ini berawal dari pencurian 3 buah kakao oleh Nenek Minah. Saya setuju apapun yang namanya tindakan mencuri adalah kesalahan. Namun demikian jangan lupa hukum juga mempunyai prinsip kemanusiaan. Masak nenek-nenek kayak begitu yang buta huruf dihukum hanya karena ketidaktahuan dan keawaman Nenek Minah tentang hukum.
Menitikkan air mata ketika saya menyaksikan Nenek Minah duduk di depan pengadilan dengan wajah tuanya yang sudah keriput dan tatapan kosongnya. Untuk datang ke sidang kasusnya ini Nenek Minah harus meminjam uang Rp.30.000,- untuk biaya transportasi dari rumah ke pengadilan yang memang jaraknya cukup jauh. Seorang Nenek Minah saja bisa menghadiri persidangannya walaupun harus meminjam uang untuk biaya transportasi. Seorang pejabat yang terkena kasus hukum mungkin banyak yang mangkir dari panggilan pengadilan dengan alasan sakit yang kadang dibuat-buat. Tidak malukah dia dengan Nenek Minah?. Pantaskah Nenek Minah dihukum hanya karena mencuri 3 buah kakao yang harganya mungkin tidak lebih dari Rp.10.000 ? Dimana prinsip kemanusiaan itu?Adilkah ini bagi Nenek Minah?

Bagaimana dengan koruptor kelas kakap? Inilah sebenarnya yang menjadi ketidakadilan hukum yang terjadi di Indonesia. Begitu sulitnya menjerat mereka dengan tuntutan hukum. Apakah karena mereka punya kekuasaan, punya kekuatan, dan punya banyak uang, sehingga bisa mengalahkan hukum dan hukum tidak berlaku bagi mereka para koruptor? Saya sangat prihatin dengan keadaan ini.

Sangat mudah menjerat hukum terhadap Nenek Minah, gampang sekali menghukum seorang yang hanya mencuri satu buah semangka, begitu mudahnya menjebloskan ke penjara suami-istri yang kedapatan mencuri pisang karena keadaan kemiskinan. Namun demikian sangat sulit dan sangat berbelit-belit begitu akan menjerat para koruptor dan pejabat yang tersandung masalah hukum di negeri ini. Ini sangat diskriminatif dan memalukan sistem hukum dan keadilan di Indonesia. Apa bedanya seorang koruptor dengan mereka-mereka itu?

Saya tidak membenarkan tindakan pencurian oleh Nenek Minah dan mereka-mereka yang mempunyai kasus seperti Nenek Minah. Saya juga tidak membela perbuatan yang dilakukan oleh Nenek Minah dan mereka-mereka itu. Tetapi dimana keadilan hukum itu? Dimana prinsip kemanusian itu?. Seharusnya para penegak hukum mempunyai prinsip kemanusiaan dan bukan hanya menjalankan hukum secara positifistik.

Inilah dinamika hukum di Indonesia, yang menang adalah yang mempunyai kekuasaan, yang mempunyai uang banyak, dan yang mempunyai kekuatan. Mereka pasti aman dari gangguan hukum walaupun aturan negara dilanggar. Orang biasa seperti Nenek Minah dan teman-temannya itu, yang hanya melakukan tindakan pencurian kecil langsung ditangkap dan dijebloskan ke penjara. Sedangkan seorang pejabat negara yang melakukan korupsi uang negara milyaran rupiah dapat berkeliaran dengan bebasnya.

Oleh karena itu perlu adanya reformasi hukum yang dilakukan secara komprehensif mulai dari tingkat pusat sampai pada tingkat pemerintahan paling bawah dengan melakukan pembaruan dalam sikap, cara berpikir, dan berbagai aspek perilaku masyarakat hukum kita ke arah kondisi yang sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman dan tidak melupakan aspek kemanusiaan.

Sumber: https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=306458672710224&id=323160841046322

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiJKwmLIIdrl0TIOh5xcxIbbSH2E6SKWjaANtxWc9PI4hbjJkpj5mW7kaV93zHaNw7MCx0M4S7PeZ_NfVspbm9Sj9LOB1eLL_wh8eLGENgkcXgWSKcu134680_lmGRsVcxdIiS1o4foYV9g/s640/maling-sama2.jpg

MANUSIA DAN PENDERITAAN: Rangkuman & Contoh Kasus Bab 6

RANGKUMAN

·       Penderitaan berasal dari kata derita (dhra), artinya menahan atau menanggung.
·    Siksaan dapat diartikan sebagai siksaan badan atau jasmani, dan dapat juga berupa siksaan jiwa atau rohani.
·       Siksaan yang berupa psikis misalnya kebimbangan, kesepian, dan ketakutan.
·       Kebimbangan dialami seseorang bila dia tidak mampu menentukan pilihan yang akan diambil.
·    Kesepian dialami seseorang yang jiwanya merasa sepi, meskipun berada di tempat ramai sekalipun.
·       Phobia merupakan rasa takut yang dibesar – besarkan.
·       Claustrophobia adalah rasa takut terhadap ruangan tertutup.
·       Agoraphobia adalah ketakutan karena seseorang berada di ruangan terbuka.
·       Gamang merupakan ketakutan seseorang bila berada di tempat yang tinggi.
·       Kegelapan merupakan ketakutan seseorang bila berada di tempat yang gelap.
·       Kesakitan merupakan ketakutan yang disebabkan rasa sakit yang dialami.
·  Kegagalan merupakan ketakutan akibat merasa bahwa apa yang akan dilakukannya akan mengalami kegagalan.
·       Ahli ilmu jiwa berpendapat bahwa phobia adalah suatu gejala dari suatu problema psikologi yang dalam yang harus ditemukan, dihadapi, dan ditaklukan sebelum phobianya hilang.
·       Kekalutan mental merupakan gangguan kejiwaan akibat ketidakmampuan seseorang menghadapi persoaalan yang harus dihadapi sehingga yang bersangkutan bertingkah tidak wajar.
·      Penyebab timbulnya Kekalutan Mental: Kepribadian yang lemah, timbulnya konflik sosial budaya, dan cara pematangan batin yang salah.
·       Bentuk – bentuk Frustasi: Agresi, Regresi, Fiksasi, Proyeksi, Identifikasi, Narsisme, dan Autisme.

·     Penderita Kekalutan Mental terjadi pada lingkungan: kota - kota besar, anak-anak usia dini, wanita, orang yang tidak beragama, dan orang yang terlalu mengejar materi.

CONTOH KASUS



JAKARTA, Jaringnews.com - Kasus kekerasan terhadap TKI di Malaysia kembali terjadi. Kali ini, justru lebih parah. TKI berinisial SN, 25 tahun, yang bekerja sebagai pelayan restoran di Negara Bagian Pulau Penang, Malaysia, diperkosa oleh  tiga polisi setempat, belum lama ini.
Setelah diperkosa, SN sempat diancam oleh para pelaku agar tidak melaporkan pemerkosaan yang menimpanya. Namun permintaan itu tidak digubris korban. Akhirnya, dia mengadu kepada Lau Chiek Tuan, politikus Barisan Nasional di Bukit Mertajam, Pulang Pinang. Lau segera melapor kepolisian.

Kasus ini tentunya  menambah panjang deretan penderitaan TKI yang bekerja di Malaysia.
Terkait hal ini, anggota Komisi I DPR Ahmed Zaki Iskandar turut mengecam keras kasus pemerkosaan tersebut. Menurutnya, pemerintah Indonesia harus segera bersikap untuk mendesak pemerintah Malaysia agar menegakkan hukum secara adil terhadap kasus itu. "Pemerintah Malaysia harus menghukum pelaku sesuai ketentuan yang berlaku di sana," ujar dia kepada Jaringnews.com di Jakarta, Senin (12/11).

Untuk memastikan proses penegakan hukum berjalan adil, sambung dia, aparat pemerintah Indonesia di sana seperti KJRI Pulau Penang dan KBRI Kuala Lumpur, harus mendampingi korban dan terus memberikan perlindungan hukum.
"Pemerintah harus bekerja keras agar akses mendapat perlakukan hukum yang adil bagi buruh migran kita lebih terbuka," ucap politikus Golkar ini.
Lebih lanjut Zaki mengatakan, pemerintah Indonesia sebaiknya segera membuat nota protes kepada pemerintah Malaysia. Sebab, kasus kekerasan terhadap TKI terus berulang dan sepertinya tidak ada upaya pencegahan.
"Saya kira, dalam nota protes, pemerintah Indonesia harus mendorong agar pemerintah Malaysia meminta maaf terhadap kelakuan aparat kepolisian yang telah memperkosa TKI," pungkas dia.

Minggu, 16 November 2014

KEMAMPUAN ANALITIKAL PERUSAHAAN

     Kemampuan analitikal adalah kapasitas perusahaan atau individu dalam penggunaan data, statistik, analisa kuantitatif, berbagai model untuk pengelolaan fakta untuk membuat keputusan dan implementasi yang lebih efektif. Thomas Davenport, profesor dalam bidang analitikal, membagi perusahaan dalam 5 level sehubungan dengan kemampuan analitikal perusahaan.

           Level pertama adalah perusahaan yang disebut sebagai Analytically Impaired. Inilah kelompok dimana dalam sebuah meeting, sering mengeluarkan pernyataan tunggal; apa yang terjadi dengan bisnis kita? Bagaimana penjualannya? Setelah itu tidak ada pertanyaan susulan karena memang tidak ada parameter pengukuran pencapaian yang digunakan perusahaan ini.

            Level kedua adalah Localized Analytics. Perusahaan ini sudah mulai memiliki data di masing – masing divisi. Mereka menggunakan data untuk membuat perbaikan di divisinya. Mereka senang bertanya bagaimana membuat sebuah program atau aktivitas yang lebih baik, tetapi masih terkotak – kotak dan tidak menyentuh tingkat korporasi.

           Level ketiga disebut Analytical Aspirations. Perusahaan sudah mulai menintegrasikan data dari berbagai divisi. Mereka ingin melihat masa depan dengan mempelajari data di masa lampau. KPI dari perusahaan ini sudah jelas seperti pencapaian pangsa pasar, kekuatan merek, loyalitas pelanggan, dan sebagainya.

            Level keempat adalah Analytical Company. Perusahaan sudah menggunakan kemampuan analitikal untuk memubuat inovasi dan menciptakan keunggulan bersaing. Perusahaan sudah membangun kemampuan analitikal di masing – masing divisi.

            Pada tingkat yang tinggi, level kelima disebut sebagai Analytical Competitors, adalah perusahaan yang menjadikan analitikal ini sebagai driver utamanya. Mereka jauh lebih hebat dibandingkan pesaingnya dalam hal database, analisa dan menggunakannya untuk menciptakan penjualan, keputusan dan loyalitas pelanggan, membangun merek yang kuat, dan selalu berada di depan dibandingkan dengan para pesaingnya.


Referensi : Majalah “MARKETING”, edisi 11/XIV/November 2014

Kamis, 06 November 2014

Indahnya Teratai dalam Lukisan Claude Monet : Contoh Kasus Bab 5 "Manusia dan Keindahan"

ILMU BUDAYA DASAR
INDAHNYA TERATAI DALAM LUKISAN CLAUDE MONET
CONTOH KASUS BAB 5 “MANUSIA DAN KEINDAHAN”



Dosen : ANNUR HUSNUL KHOTIMAH, S.Psi., M.Psi.


Nama : ADI HERDIANSYAH
NPM : 1B214929
Kelas : 1EA20



Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Gunadarma
Depok, November 2014
PTA 2014/2015




Indahnya Teratai dalam Lukisan Claude Monet : Contoh Kasus Bab 5 “Manusia dan Keindahan”




          Teratai terlihat indah meskipun tumbuh di kolam berlumpur di antara semak dan alang-alang. Teratai mengajarkan kepada kita, agar tetap memberi yang terbaik meskipun berada di lingkungan yang buruk. Teratai selain memiliki nilai estetis juga filosofis. Perguruan Tinggi ternama di Indonesia ada yang menggunakan teratai sebagai logo lembaga.
          Pada masa lalu teratai tidak pernah menjadi perhatian pelukis. Pelukis Claude Monet memiliki pandangan jeli. Dia mampu melihat keindahan dan keunikan teratai. Dia ciptakan banyak lukisan yang mengekspresikan keindahannya. Berpuluh-puluh lukisan teratai diciptakan. Dia melukiskan keindahannya dalam corak lukisan impresionisme dengan warna cerah dan sapuan kuas (brushstroke) kuat serta spontan. Lukisannya memberikan sensasi warna yang menyenangkan dilihat.
          Claude Monet (1840-1926) pelukis Prancis termasuk tokoh dalam gerakan pelukis impresionisme. Istilah impresionisme diambil dari karyanya yang berjudul "Impression Sunrise" yang dipamerkan pada tahun 1874. Untuk menciptakan keindahan teratai, Monet secara khusus membeli rumah yang dikelilingi oleh kolam dengan bunga teratai. Tahun 1899 Monet mulai melukiskan bunga teratai pertamanya. Aktivitasnya ini berlangsung, hingga dua puluh tahun kemudian.
          Ketekunannya mempelajari keindahan teratai menghasilkan lukisan-lukisan teratai yang sangat menawan. Karya-karyanya menjadi koleksi museum dan galeri terkenal di berbagai negara. Tahun 1860-an Monet dan sejumlah pelukis menolak metode konservatif dalam melukis yang diajarkan oleh Académie des Beaux-Arts. Para pelukis akademi menyelenggarakan pameran tahunan di Paris dengan kriteria yang mereka tetapkan.
          Tahun 1873 Monet bersama dengan sejumlah pelukis, antara lain Pierre-Auguste Renoir, Camille Pissarro dan Alfred Sisley mengorganisasikan kegiatan pameran para pelukis yang disebutnya Anonymous Association of Painters, aktivitas ini merupakan bentuk perlawanan terhadap hegemoni pelukis dengan peraturan konservatif akademis.
          Pada bulan April 1874 Monet dan kelompoknya menyelenggarakan pameran impresionisme untuk pertama kalinya. Pameran ini untuk mempromosikan gaya baru lukisan mereka.
Lukisan teratai pertamanya berjudul "Water Lilies and the Japanese Bridge", 1897. Lukisan bunga teratai di kolam dan jembatan gaya Jepang di atasnya. Warna lukisan didominasi hijau dan biru. Bagian gelap dan terang lukisan dikomposisikan secara harmonis menimbulkan sensasi warna menyenangkan. Teknik lukisan impasto, cat dikuaskan berlapis-lapis, menghasilkan tekstur tebal yang membuat lukisan semakin menarik. Lukisan lainnya tentang bunga teratai cukup banyak. Lukisan-lukisan teratai terakhirnya diciptakan pada tahun 1920-an.
          Monet melukiskan keindahan teratai dengan ketekunan dan kesungguhan. Lebih 20 tahun melukis teratai, tinggal di rumah yang dikelilingi dengan kolam dan taman yang dipenuhi bunga teratai. Pekerjaan yang dilaksanakan dengan kesungguhan dan ketekunan menghasilkan lukisan-lukisan masterpiece.

Sumber : http://analisadaily.com/news/read/indahnya-teratai-dalam-lukisan-claude-monet/30549/2014/05/18

Mendidik dengan Kasih Sayang : Contoh Kasus Bab 4 "Manusia dan Cinta Kasih"

ILMU BUDAYA DASAR
MENDIDIK DENGAN KASIH SAYANG
CONTOH KASUS BAB 4 “MANUSIA DAN CINTA KASIH”



Dosen : ANNUR HUSNUL KHOTIMAH, S.Psi., M.Psi.


Nama : ADI HERDIANSYAH
NPM : 1B214929
Kelas : 1EA20



Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Gunadarma
Depok, November 2014
PTA 2014/2015




Mendidik dengan Kasih Sayang : Contoh Kasus Bab 4 “Manusia dan Cinta Kasih”


          Antara peranan penting seorang pendidik ialah menjadi ayah atau ibu kepada pelajar-pelajarnya, laksana seorang ayah ketika memandang anak-anaknya begitulah seharusnya seorang guru atau pendidik melihat pelajar-pelajarnya dengan pandangan kasih sayang. Seorang ayah (seperti mana seorang ibu juga) tidak akan membenarkan hanya seekor nyamuk atau seekor semut untuk mengigit anak kecilnya, ia akan berusaha melindungi anaknya. Ibu dan ayah akan kehilangan pertimbangan apabila melihat anaknya diancam oleh bahaya, justru ia sanggup mempertaruhkan nyawa dan keselamatan dirinya untuk menyelamatkan mereka demi kasih sayangnya. Telah banyak kita baca dan diperdengarkan kisah-kisah ayah dan ibu yang berkorban harta dan nyawa menyelamatkan anaknya.
          Seorang ayah yang mempunyai anak yang rendah pencapaian akademik masih menaruh harapan tinggi kepada anaknya dan menyakini bahwa kebolehan anaknya masih belum tergali, senakal mana pun anaknya ia masih meyakini bahawa anaknya adalah seorang anak istimewa. Kenapa seorang ayah mempunyai pandangan tersebut? Ya, kerana ia memandang dengan penuh kasih sayang. Begitulah sewajarnya pandangan seorang pendidik terhadap pelajar-pelajarnya. Kasih-sayang menjadi obat dan tonik untuk menghilangkan rasa jemu dan letih dalam mendidik.
Kasih sayang memberikan pengaruh timbal balik dalam hubungan antara guru dan pelajar. Jika seseorang guru, tidak mempunyai perasaan kasih terhadap anak didiknya maka bagaimana mungkin ia mampu membentuk dan membimbing mereka. Karena itu, kasih sayang memiliki peranan penting dalam dunia pendidikan, dan ia boleh dikategorikan sebagai salah satu faktor utama dalam pendidikan dan dalam membangun hubungan/interaksi yang harmonis antara pendidik dan anak didiknya.
          Pendidikan yang menggunakan pendekatan kasih sayang merupakan kaedah pendidikan terbaik karena sistem hubungan ini merupakan fitrah dan serasi dengan jiwa manusia. Bila kasih sayang tidak ada maka tidak akan terwujud persaudaraan di antara manusia, tak seorang pun yang merasa memiliki tanggung jawab terhadap orang lain; keadilan dan pengorbanan akan menjadi hal yang utopia (mustahil). Perasaan kasih sayang terhadap pelajar-pelajar khususnya dalam dunia pengajaran dan pendidikan, adalah satu keperluan. Kasih sayang juga menjadi alat yang baik dalam memperbaiki perilaku akhlak dan mengharmoniskan hubungan manusia.
          Allah SWT. melukiskan konsep cinta dalam ayat Al-Quran dengan firman-Nya: “Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang bertakwa.” (Al Imran: 76). “Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebajikan.” (Al Imran: 138). Jadi, hubungan antara sesama manusia, khususnya pelajar-pelajar harus dibangun berdasarkan bahasa cinta dan kasih sayang.
Kasih sayang begitu penting karena ia memicu ketaatan dan kebersamaan. Dalam hal ini Nabi saw bersabda: “Seseorang akan dikumpulkan bersama orang yang dicintainya.” Antara kasih sayang dan ketaatan memiliki ikatan kebersamaan. Yakni, kasih sayang akan mewujudkan ketaatan dan kebersamaan. Ketika kasih sayang orang guru tertanam dalam sanubari pelajar-pelajar maka mereka akan menjadi penurut dan pengikut gurunya. Buah dari kasih sayang guru ini akan membuat pelajar-pelajar tidak mudah mengabaikan tanggung jawab dan tugas yang diamanahkan kepada mereka.
Begitu penting peranan kasih sayang dalam pengembangan ruh dan keseimbangan jiwa pelajar-pelajar. Teguh tidaknya pendirian dan kebaikan perilaku seorang pelajar tergantung sejauh mana kasih sayang yang diterimanya selama masa pendidikan. Kondisi keluarga yang penuh dengan kasih sayang menyebabkan kelembutan sikap pelajar-pelajar. Anak yang tumbuh dalam lingkungan keluarga yang penuh kasih sayang dan perhatian akan memiliki kepribadian yang mulia, suka mencintai orang lain dan berperilaku baik dalam masyarakat. Kehangatan cinta dan kasih sayang yang diterima pelajar-pelajar akan menjadikan kehidupan mereka bermakna, membangkitkan semangat, melejitkan potensi dan bakat yang terpendam, serta mendorong untuk bekerja/berusaha secara kreatif.
          Kasih sayang merupakan sumber pendidikan jiwa. Bukanlah perkara mudah mengubah hati yang keras menjadi lembut, namun kasih sayang telah terbukti menjadi resep yang manjur dalam mengarahkan hati seseorang dan mengawalnya serta mampu mencegahnya dari perbuatan-perbuatan tercela dan hina. Bahkan kasih sayang dapat menyulap manusia yang semula tampak sederhana dan kurang diperhitungkan menjadi insan seutuhnya, jujur dan benar.
Pencipta alam semesta begitu luar biasa dalam mencintai hamba-Nya, bahkan cinta-Nya melebihi cinta ibu terhadap anaknya. Cinta Allah menjadi faktor pendidikan dan penyempurnaan bagi para hamba-Nya, sehingga jiwa-jiwa mereka jauh dari segalah kotoran dan kemaksiatan. Al-Quran banyak menyebutkan kasih sayang Allah kepada hamba-Nya. Allah sebagai Pendidik yang baik berfirman kepada Nabi Musa: "Dan Aku telah melimpahkan kepadamu kasih sayang yang datang dari-Ku; dan supaya kamu diasuh di bawah pengawasan-Ku.” (QS: Thaha 39).
          Imam Ja'far ash-Shadiq berkata: "Kasih sayang Allah begitu mengakar dan berbekas dalam diri manusia. Ketika Allah mencintai hamba-Nya maka Ia mengilhamkan ketaatan, menamkan sifaf kanaah (rela dengan segala pemberian Allah dan selalu merasa cukup) dan menjadikannya alim dalam urusan agama.” Guru yang mampu menjalin persahabatan dengan pelajarnya secara baik dan membangun komunikasi timbal balik dengan sehat adalah guru yang berkesan. Guru seperti ini biasanya mudah mengarahkan dan mendidik pelajar-pelajarnya.
Imam Shadiq as berkata: “Nabi Musa as berkata wahai Tuhan amalan apa yang paling utama disisimu? Ia berfirman: mencintai anak-anak, karena meraka saya ciptakan dengan fitrah keesaan-Ku”. Nabi Muhammad SAW. bersabda: "Bukanlah termasuk golongan kami seseorang yang tidak menyayangi anak-anak kecil dan tidak menghormati yang lebih tua."
Tidak ragu lagi kaedah yang paling berpengaruh dan efektif dalam pendidikan adalah pendekatan kasih sayang. Sebab kasih sayang memiliki daya tarikan dan pendorong akhlak yang baik serta memberikan ketenangan kepada pelajar yang bermasalah sekalipun.

Sumber: http://ilyasak.blogspot.com/2011/04/mendidik-dengan-kasih-sayang.html

Karya Sastra Sebagai Media Pelestari Budaya : Contoh Kasus bab 3 "Konsepsi Ilmu Budaya Dasar dalam Kesusastraan"

ILMU BUDAYA DASAR
KARYA SASTRA SEBAGAI MEDIA PELESTARI BUDAYA
CONTOH KASUS BAB 3 “KONSEPSI ILMU BUDAYA DASAR DALAM KESUSASTRAAN”



Dosen : ANNUR HUSNUL KHOTIMAH, S.Psi., M.Psi.


Nama : ADI HERDIANSYAH
NPM : 1B214929
Kelas : 1EA20



Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Gunadarma
Depok, November 2014
PTA 2014/2015



Karya Sastra sebagai Media Pelestari Budaya : Contoh Kasus Bab 3 ‘’Konsepsi Ilmu Budaya Dasar dalam Kesusastraan’’


          Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang serta diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur sistem mulai dari sistem agama, politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Salah satu hasil dari kebudayaan adalah karya sastra, tetapi secara garis besar sastra merupakan hasil karya dari individu hanya saja objek yang disampaikan tidak akan terlepas dari kebudayaan dan kehidupan sosial masyarakat.
          Kejelasan lain tentang karya sastra ialah sastra itu tidak pernah tercipta dari kekosongan. Sastra selalu memiliki latar belakang untuk menjadi ada. Hasil dari pengolahan kejadian yang melatarbelakangi terciptanya sebuah karya sastra adalah cerita ataupun kejadian-kejadian dalam masyarakat. Inilah alasan karya sastra tidak pernah hadir dari kehampaan.
          Hubungan yang erat antara sastra dan budaya akhirnya dapat menghasilkan karya sastra yang memiliki fungsi sebagai pelestari kebudayaan. Sebuah kebudayaan yang kompleks dapat tercermin dalam sebuah karya sastra. Jika ditelusuri dengan seksama, maka akan kita ketahui beberapa pengarang yang telah memasukkan sebuah tradisi dan budaya suatu daerah dalam karya sastra mereka. Pada khususnya para sastrawan yang memasukkan adat budaya Jawa didalamnya. Mereka merangkum beberapa kesenian atau pun tradisi-tradisi kejawen dalam karya-karya sastra yang mereka tulis.

“Saya lahir di atas amben bertikar


dengan ari-ari menyertai pula


Oleh mbah dukun dipotong dengan welat


tajamnya tujuh kali pisau cukur


Bersama tlor ayam mentah, beras, uang logam


bawang merah dan bawang putih, gula, garam,


jahe dan kencur, adik ari-ari jadi satu


Sehabis dibersihkan dibungkus periuk tanah


kemudian ditanam di depan rumah”

          Kutipan di atas adalah kutipan dari novel ‘’Pengakuan Pariyem’’ karya Linus Suryadi AG. Kutipan ini memberikan sebuah gambaran tentang sebuah tradisi yang dilakukan masyarakat jawa ketika seorang anak baru dilahirkan.

“—Sepasaran, bahasa populernya


Maka tersedialah di tikar di lantai, di tanah:


Jenang abang: lambang kesucian si jabang bayi


Jenang putih: lambang cahaya yang menerangi alam


Ingkung ayam: lambang keutuhan badan


wadhag telanjang


Nasi tumpeng dan gudhangan: lambang


pergaulan hidup…”

          Kutipan ini juga dari novel ‘’Pengakuan Pariyem’’, tetapi pembahasannya pada acara selamatan pemberian nama pada anak umur 5 hari atau sepasaran oleh masyarakat Jawa. Dari sini dapat diketahui bahwa dalam tradisi masyarakat Jawa ada juga selamatan untuk bayi yang baru lahir.
          Dua buah kutipan di atas sudah sedikit menggambarkan tradisi masyarakat Jawa yang masih sering dilakukan. Ini membuktikan suatu tradisi dapat masuk ke dalam sebuah karya sastra. Hal inilah yang mampu menjadi sebuah media dalam mengenalkan dan melestarikan suatu tradisi kebudayaan kepada seluruh kalangan masyarakat.
          Ada juga sebuah judul dari kumpulan cerpen “Perempuan Terakhir” karya Shoim Anwar yang telah menjadi dokumentasi dari kesenian ludruk. Judul dari cerpen yang mendokumentasikan kesenian ludruk itu adalah “Awak Ludruk”. Dalam cerpen ini, penulis memberikan gambaran tentang pementasan ludruk dengan sejarah-sejarahnya. Siapa saja yang membacanya pasti akan mendapatkan sebuah gambaran mengenai ludruk.
          “Kidung jula-juli usai dilantunkan. Irama dan tempo gamelan menaik dan semakin cepat. Suara gendang pun menghentak-hentak sebagai pertanda tari ngremo akan berakhir. Sang penari mulai menutup tariannya dengan gerakan yang amat gesit dan tangkas. Lidah sampur pun mulai dipermainkan ke kiri dan ke kanan, diikuti oleh tatapan mata yang kelewat tajam. Penari itu tak lain adalah Cak Codet. Sementara kaki kanannya digedhruk-gedhrukkan sehingga klintingan yang dikalungkan di pergelangan kaki itu terdengar ramai gemerincing. Dengan cepat, lelaki itu berjalan mengitari panggung, lalu berdiri kembali menghadang penonton. Matanya berkilat-kilat desetubuhi cahaya blencong.”
          Beberapa kutipan di atas merupakan sebuah gambaran umum tentang suatu budaya dalam masyarakat Jawa. Secara khusus, untuk Jawa telah masuk beberapa kesenian tradisional, misalnya kuda lumping, ludruk, tayub, wayang kulit, dan sebagainya. Ini akan menjadi sebuah dokumentasi budaya Jawa yang beragam. Apabila telah terdokumentasikan dalam sebuah karya sastra, pasti tidak akan pernah hilang suatu kebudayaan itu oleh waktu.
          Pengenalan dan pelestarian budaya Jawa dengan menggunakan karya sastra merupakan suatu inovasi yang sangat berharga. Tidak hanya untuk memberikan sebuah pengetahuan kepada pembaca, tetapi hal ini juga akan memberikan dampak positif untuk budaya Jawa itu sendiri. Ketika seorang pengarang telah memasukkan sebuah budaya Jawa di dalam karya sastranya, tidak dapat dipungkiri lagi bahwa budaya Jawa itu akan selamanya ada. Inilah yang membuat sebuah karya sastra juga dapat mengenalkan dan meleastarikan budaya Jawa pada zaman ini.Banyak sekali manfaat yang akan diperoleh dari memasukkan suatu budaya Jawa ke dalam sebuah karya sastra. Budaya Jawa tersebut tidak akan pernah hilang oleh waktu karena budaya itu telah terdokumentasikan dalam sebuah karya sastra. Ketika kepedulian masyarakat kepada budaya Jawa semakin pudar, karya sastra inilah yang akan menjadi sebuah pelestari budaya Jawa.Media inilah yang saat ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat modern saat ini agar budaya-budaya yang dimiliki Jawa tidak menghilang beriringan dengan zaman yang terus berkembang.

Sumber : http://indonesiasastra.org/2013/08/sastra-indonesia-karya-sastra-sebagai-media-pelestari-budaya/