NAMA : ADI HERDIANSYAH
NPM : 1B214929
KELAS : 1EA03 (TEA14)
MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
BAB I
PENDAHULUAN
Kebudayaan sebagai hasil karya, karsa dan cipta manusia yang digunakan untuk menghadapi lingkungan dimana manusia itu hidup. Di dalam masyarakat, orang – orang yang hidup bersama menghasilkan kebudayaan. Sehingga masyarakat sebagai pendukung, pemelihara, pengembang, dan mewariskan kebudayaannya kepada generasi – generasi selanjutnya. Manusia membuat aturan bagi terjadinya proses interaksi di antara sesama anggota masyarakat. Akhirnya manusia tidak dapat melepaskan diri dari aturan – aturan yang dibuatnya. Hal ini secara ekstrim disebut Cultural Determinism, dimana kebudayaan bersifat superorganik. Menurut Melvilie J. Herkovits dan Bronislaw Mallinowski, Cultural Determinism berarti segala sesuatu yang terdapat di dalam masyarakat ditentukan adanya oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu. Walaupun kebudayaan ciptaan manusia, namun tidak sedikit cara berpikir, bersikap, dan berperilaku ditentukan atau dipengaruhi oleh kebudayaannya. Peran kebudayaan seperti ini tidak hanya berlaku pada generasi tertentu, melainkan secara turun menurun setiap generasi, yang disebut sebagai tradisi.
BAB II
PEMBAHASAN
II.1. Pengertian Kebudayaan
Kebudayaan mencakup segala aspek kehidupan manusia, baik yang sifatnya material, seperti peralatan – peralatan kerja dan teknologi, maupun non-material, seperti nilai kehidupan dan seni – seni tertentu.
Seorang antropolog yaitu E.B.Tylor (1871) mendefinisikan kebudayaan sebagai berikut:
“Kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan – kemampuan lain serta kebiasaan – kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat.”
Selo Sumarjan dan Soelaeman Soermardi merumuskan kebudayaan sebagai semua hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat. Karya masyarakat menghasilkan teknologi dan kebudayaan kebendaan atau kebudayaan jasmaniah yang diperlukan oleh manusia untuk menguasai alam sekitarnya, agar kekuatan serta hasilnya dapat diabdikan untuk masyarakat.
Koentjaraningrat mengatakan bahwa kebudayaan antara lain berarti keseluruhan gagasan dan karya manusia yang harus dibiasakannya dengan belajar beserta keseluruhan dari hasil budi pekertinya.
A.L. Krober dan C. Kluckhon mengatakan bahwa kebudayaan adalah manifestasi atau penjelmaan kerja jiwa manusia dalam arti seluas – luasnya.
C.A. Van Peursen mengatakan, bahwa dewasa ini kebudayaan diartikan sebagai manisfestasi kehidupan setiap orang, dan kehidupan setiap kelompok orang – orang, berlainan dengan hewan – hewan, maka manusia tidak hidup begitu saja ditengah alam, melainkan selalu mengubah alam.
Kroeber dan Kluckhom mendefinisikan kebudayaan; kebudayaan terdiri atas berbagai pola, bertingkah laku mantap, pikiran, perasaan, dan reaksi yang diperoleh dan terutama diturunkan oleh simbol – simbol yang menyusun pencapaiannya secara tersendiri dari kelompok – kelompok manusia, termasuk didalamnya perwujudan benda – benda materi, pusat esensi kebudayaan terdiri atas tradisi dan cita – cita atau paham, dan terutama keterkaitan terhadap nilai – nilai.
II.2. Ciri – ciri Kebudayaan
Kebudayaan memiliki pengertian yang luas, maka berikut ini menurut Suhandi (1987 : 33-36), mengemukakan bahwa kebudayaan memiliki ciri – ciri umum, yaitu:
- Kebudayaan dipelajari
Segala sesuatu hasil
budaya yang dimiliki manusia diperoleh manusia melalui proses belajar yang
disebut “enkulturasi”, sedangkan berdasarkan sosiologi disebut “sosialisasi”.
- Kebudayaan diwariskan atau
diteruskan
Kebudayaan telah ada
semenjak manusia muncul di permukaan bumi ini, yang dikembangkan dan diteruskan
atau diwariskan dari generasi ke generasi. Proses pewarisan kebudayaan ini
sejalan dengan proses belajar yang dialami manusia.
- Kebudayaan hidup dalam masyarakat
Masyarakat dan
kebudayaan merupakan satu kesatuan dan satu keseluruhan yang tidak dapat
dipisahkan, sehingga tidak ada masyarakat tanpa kebudayaan. Warga masyarakat
sebagai pendukung kebudayaan tidak dapat hidup secara individu atau sendiri –
sendiri, tetapi satu sama lain saling membutuhkan dan saling ketergantungan.
- Kebudayaan dikembangkan dan berubah
Kebudayaan sifatnya
dinamis dan selalu mengalami perubahan dan perkembangan, sehingga tidak ada
kebudayaan yang sifatnya statis, walaupun perubahan terjadi berjalan sangat
lambat.
- Kebudayaan itu terintegrasi
Hubungan yang terjaring
antar unsur – unsur kebudayaan yang membentuk kesatuan. Setiap unsur kebudayaan
tidak berdiri sendiri, melainkan memiliki hubungan dengan unsur kebudayaan
lainnya, lebih luas lagi memiliki hubungan dengan kebudayaan – kebudayaan lain
secara keseluruhan.
II.3. Unsur – Unsur Kebudayaan
C.Kluckhohn di dalam karyanya berjudul Universal Categories of Culture mengemukakan bahwa ada tujuh unsur kebudayaan universal, yaitu:
- Sistem Religi (Sistem Kepercayaan)
Merupakan produk
manusia sebagai homo religieus. Manusia yang memiliki kecerdasan pikiran dan
perasaan luhur, tanggap bahwa di atas kekuatan dirinya terdapat kekuatan lain
yang Maha Besar. Karena itu manusia takut, sehingga menyembah-Nya dan lahirlah
kepercayaan yang sekarang menjadi agama.
- Sistem Organisasi Kemasyarakatan
Merupakan produk dari
manusia sebagai homo socius. Manusia sadar bahwa tubuhnya lemah, namun memiliki
akal, maka disusunlah organisasi kemasyarakatan dimana manusia bekerja sama
untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya.
- Sistem Pengetahuan
Merupakan produk
manusia sebagai homo sapiens. Pengetahuan dapat diperoleh dari pemikiran
sendiri, disamping itu didapat juga dari orang lain. Kemampuan manusia
mengingat – ingat apa yang telah diketahui kemudian menyampaikannya kepada
orang lain melalui bahasa, menyebabkan pengetahuan menyebar luas. Lebih – lebih
bila pengetahuan itu dibukukan, maka penyebarannya dapat dilakukan dari satu
generasi ke generasi berikutnya.
- Sistem Mata Pencaharian Hidup dan
Sistem – Sistem Ekonomi
Merupakan produk
manusia sebagai homo economicus, menjadikan tingkat kehidupan manusia secara
umum terus meningkat.
- Sistem Teknologi dan Peralatan
Merupakan produk dari
manusia sebagai homo faber. Bersumber dari pemikirannya yang cerdas dan dibantu
dengan tangannya yang dapat memegang sesuatu dengan erat. Manusia dapat membuat
dan mempergunakan alat. Dengan alat – alat ciptaannya itulah manusia dapat
lebih mampu mencukupi kebutuhannya daripada binatang.
- Bahasa
Merupakan produk dari
manusia sebagai homo longuens. Bahasa manusia pada mulanya diwujudkan dalam
bentuk tanda (kode) yang kemudian disempurnakan dalam bentuk bahasa lisan, dan
akhirnya menjadi bentuk bahasa tulisan.
- Kesenian
Merupakan hasil dari
manusia sebagai homo aesteticus. Setelah manusia dapat mencukupi kebutuhan
fisiknya, maka dibutuhkan kebutuhan psikisnya untuk dipuaskan. Manusia bukan
lagi semata – mata memenuhi kebutuhan isi perut saja, mereka juga perlu
pandangan mata yang indah, suara yang merdu, yang semuanya dapat dipenuhi
melalui kesenian.
II.4. Wujud Kebudayaan
Menurut dimensi wujudnya, kebudayaan mempunyai tiga wujud, yaitu:
- Kompleks gagasan, konsep, dan
pikiran manusia
Wujud ini disebut
sistem budaya, sifatnya abstrak, tidak dapat dilihat, dan berpusat kepada
kepala – kepala manusia yang menganutnya, atau dengan perkataan lain, dalam
alam pikiran warga masyarakat dimana kebudayaan bersangkutan hidup. Kalau warga
masyarakat tadi menyatakan gagasan mereka dalam tulisan, maka lokasi dari
kebudayaan ideal sering berada dalam karangan dan buku – buku hasil karya para
penulis warga masyarakat yang bersangkutan.
- Kompleks aktivitas
Berupa aktivitas
manusia yang saling berinteraksi, bersifat kongkret, dapat diamati atau
diobservasi. Wujud ini sering disebut sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri
dari aktivitas – aktivitas manusia yang berinteraksi, berhubungan, serta
bergaul satu dengan yang lain dari detik ke detik, dari hati ke hati, dan dari
tahun ke tahun, selalu menurut pola – pola tertentu yang berdasarkan adat tata
kelakuan. Sebagai rangkaian aktivitas manusia dalam masyarakat, sistem sosial
berarti kongkret, terjadi di sekeliling kita sehari – hari, bisa diobservasi,
difoto, dan didokumentasi.
- Wujud sebagai benda
Aktivitas manusia yang
saling berinteraksi tidak lepas dari berbagai penggunaan peralatan sebagai
hasil karya manusia untuk mencapai tujuannya. Aktivitas karya manusia tersebut
menghasilkan benda untuk berbagai keperluan hidupnya. Kebudayaan dalam bentuk
fisik yang kongkret bisa juga disebut kebudayaan fisik, mulai dari benda yang
diam sampai pada benda yang bergerak.
II.5. Orientasi Nilai Budaya
Menurut C.Kluckhohn dalam karyanya Variations in Value Orientation (1961), sistem nilai budaya dalam semua kebudayaan di dunia, secara universal menyangkut lima masalah pokok kehidupan manusia, yaitu:
- Hakekat Hidup Manusia (MH)
Hakekat hidup untuk
setiap kebudayaan berbeda secara ekstern; ada yang berusaha untuk memadamkan
hidup, ada pula yang dengan pola – pola kelakuan tertentu menganggap hidup
sebagai suatu hal yang baik, “mengisi hidup”.
- Hakekat Karya Manusia (MK)
Setiap kebudayaan
hakekatnya berbeda – beda, diantaranya ada yang beranggapan bahwa karya
bertujuan untuk hidup, karya memberikan kedudukan atau kehormatan, karya
merupakan gerak hidup untuk menambah karya lagi.
- Hakekat Waktu Manusia (WM)
Hakekat waktu untuk
setiap kebudayaan berbeda, ada yang berpandangan mementingkan orientasi masa
lampau, ada pula yang berpandangan untuk masa kini atau masa yang akan datang.
- Hakekat Alam Manusia (MA)
Ada kebudayaan yang
menganggap manusia harus mengeksploitasi alam atau memanfaatkan alam semaksimal
mungkin, ada pula kebudayaan yang beranggapan manusia harus harmonis dengan
alam dan manusia harus menyerah kepada alam.
- Hakekat Hubungan Manusia (MN)
Dalam hal ini ada yang
mementingkan hubungan manusia dengan manusia, baik secara horizontal
(sesamanya) maupun secara vertikal (orientasi kepada tokoh – tokoh). Ada pula
yang berpandangan individualistis (menilai tinggi kekuatan sendiri).
BAB III
PENUTUP
Sebagaimana diketahui bahwa kebudayaan adalah hasil cipta, karsa, dan rasa manusia, oleh karenanya kebudayaan pasti akan mengalami perubahan dan perkembangannya sejalan dengan perkembangan manusia itu. Perkembangan tersebut dimaksudkan untuk kepentingan manusia sendiri, karena kebudayaan diciptakan oleh dan untuk manusia.
REFERENSI
- Nugroho, Widyo dan Achmad Muchji. 1996. SERI DIKTAT KULIAH MKDU:ILMU BUDAYA DASAR. Jakarta. Universitas Gunadarma
- http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._GEOGRAFI/196103231986031-R._GURNIWAN_KAMIL_PASYA/SMI-3.pdf diakses tanggal 4 Oktober 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar