Rabu, 09 November 2016

UNSUR KEBUDAYAAN "MAKANAN TRADISIONAL - TAHU PETIS KHAS SEMARANG"

NAMA : ADI HERDIANSYAH
NPM : 1B214929
KELAS : 1EA03/TRANSFER


Jajanan satu ini merupakan jenis penyajian Tahu yang khas dari Semarang, Jawa tengah. Namanya adalah Tahu Petis.



Apakah Tahu Petis itu?

Tahu Petis adalah salah satu makanan tradisional di Indonesia yaitu Tahu goreng yang di sajikan bersama Saus petis. Makanan satu ini merupakan salah satu jajanan khas yang terkenal di Semarang, Jawa tengah. Tahu yang di gunakan hampir sama dengan Tahu goreng pada umumnya, namun yang membedakan dalam Tahu Petis ini adalah Saus petisnya yang memiliki rasa yang khas.

Dalam proses pembuatannya, Tahu di bumbui dengan garam dan bawang putih, kemudian di goreng hingga matang. Tahu yang di goreng ini hampir sama seperti Tahu Pong namun rasa dari Tahu tersebut biasanya tidak terlalu asin. Sedangkan Saus petis terbuat dari bahan dasar udang yang di racik dengan bumbu special sehingga memiliki rasa dan aroma yang khas.Untuk penyajiannya, Tahu yang sudah di goreng biasanya di belah tengah dan di oleskan/ disisipkan Saus petis di tengah Tahu goreng tesebut.

Selain memiliki aroma yang khas, Saus petis ini memiliki rasa yang gurih dan manis. Selain itu rasa udang yang bercampur dengan bumbunya memberikan cita rasa yang khas pula pada Saus petis ini. Sehingga bila dipadukan dengan Tahu goreng yang renyah ini memberikan sensasi yang nikmat di lidah kita saat menikmatinya. Bagi anda yang suka rasa pedas, anda bisa menikmatinya dengan cabe rawit.

Tahu Petis ini masih belum diketahui asal – usulnya. Namun dalam perkembangannya Tahu Petis ini telah menjadi salah satu jajanan yang sangat diminati oleh masyarakat maupun wisatawan yang berkunjung ke Semarang. Bagi anda pecinta kuliner tradisional di Indonesia, jajanan satu ini bisa dijadikan pilihan untuk dinikmati saat anda berkunjung ke Semarang, Jawa tengah. Selain untuk dinikmati di sana, anda bisa juga menjadikan sebagai oleh – oleh.

SUMBER : http://www.negerikuindonesia.com/2015/05/tahu-petis-jajanan-khas-dari-semarang.html 

SINOPSIS DAN UNSUR INTRINSIK NOVEL "NEGERI 5 MENARA"

NAMA : ADI HERDIANSYAH
NPM : 1B214929
KELAS : 1EA03/TRANSFER


SINOPSI DAN UNSUR INTRINSIK NOVEL "NEGERI 5 MENARA"




SINOPSIS

Dalam novel ini, seorang Alif Fikri adalah anak yang terlahir di dalam keluarga yang serba sederhana, di daerah Sumatra Barat. Dan rumahnya terletak dekat dengan Danau Maninjau. Sebelum ia bersekolah di pesantren ia memiliki sahabat yang bernama Randai. Randai adalah seorang sahabat dekat Alif saat bersekolah di SMP, yang kemudian meraka harus berpisah karena amak dari Alif, ingin anak laki-lakinya bersekolah di sekolah agama dan amaknya berharap suatu saat anak laki-lakinya menjadi seorang pemimpin atau pemuka agama di masa depan seperti Buya Hamka. Tetapi keinginan amaknya itu sangat berbeda dengan impian dan tujuan Alif, karena Alif ingin mengikuti jejak Pak Habibie dan bersekolah di SMA biasa dan melajutkan kuliah. Akhirnya setelah Alif berselisih dengan amaknya, Alif pun hanya bisa memendam impiannya itu dan harus bersekolah di Pondok Madani (PM).


Saat Alif tiba di PM ia bertemu dan berkenalan dengan teman-teman dari berbagai daerah, yang kemudian ia memiliki lima sahabat. Mereka adalah Baso, Raja, Atang, Dulmajid, dan Said. Meraka berlima dari berbagai macam daerah, dan tentunya memiliki sifat yang berbeda. Dimulai dari Baso, dia berasal dari Gowa, Sulawesi. Dan alasan dia masuk PM adalah karena ingin menjadi penghafal serta mendalami Al-qur'an. Selanjutnya adalah Raja, dia dari Sumatera, hobinya adalah membaca kamus, karena ingin sekali mempelajari bahasa inggris ataupan bahasa arab , dan sama seperti Baso, ia juga memiliki otak yang cerdas diatas rata-rata, dan sifatnya yang kekeh terhadap pendirian. Kemudian yang ketiga adalah Atang dari Bandung, selanjutnya yang keempat adalah Dulmajid dari daerah Sumenep, dan yang terakhir adalah Said dari Modjokerto, seorang said memiliki postur yang tinggi dan hobinya adalah bermain sepak bola, dan ia sering sekali dijadikan pemain inti dalam sebuah tim PM. Kemudian kisah di PM pun dimulai, dan mereka berlima selalu bersama dalam sedih maupun senang, hingga mereka disebut sebagai shahibul menara, karena sering menghasbiskan waktu sore di dekat menara masjid. Dari sekolah inilah mereka banyak belajar dan mendapatkan berbagai pengalaman yang sama sekali belum pernah meraka rasakan sebelumnya, dari yang awalnya entah apa tujuan sebenarnya besekolah di PM, hingganakhirnya mereka memiliki impian masing-masing dan sama-sama berusaha untuk mewujudkannya.



UNSUR INTRINSIK


A. Tema


Novel ini memiliki tema tentang pendidikan, dan sebuah kerja keras yang menghasilkan kesuksesan.
Hal ini dapat dibuktikan dari halaman awal, yaitu kutipan dari imam syafi'i dan kalimat "MAN JADDA WAJADA" , yang di teriakan ustad salman pada awal pertemuan alif di PM, arti dari man jadda wajadda sendiri adalah siapa yang bersungguh-sungguh, akan berhasil [Hlm : 40-41}



B. Penokohan


1. Amak 

Ramah kepada siapa saja. ["Mukanya selalu mengibarkan senyum ke siapa saja" (hlm : 6)]
Peduli kepada peradaban islam di masa depan. ["Amak ingin memberikan anak yang terbaik untuk kepentingan agama. Ini tugas mulia untuk akhirat" (hlm : 9)]
Penyayang ["kasih sayang amak...." (hlm : 11)]
2. Ayah

Peduli dan setia kepada anaknya. ["Saya mau mengantar anak..." (hlm : 19)]
Orang yang Amanah ["Amanat dai jamaah surau untuk membeli sapi..." (hlm : 91)]
3. Alif

Penurut dan patuh ["selama ini aku anak penurut" (hlm : 11)}
Tidak konsisten terhadap pilihan [" aku sendiri belum yakin betul terhadap keputusan ini" (hlm : 13)]
4. Dulmajid

Mandiri ["Tentu saja aku datang sendiri" (hlm : 27)]
Rajin belajar ["Animo belajarnya memang maut" (hlm : 46)]
Setia kawan ["...paling setia kawan yang aku kenal" (hlm : 46)]
5. Raja Lubis

Percaya diri ["maju dengan penuh percaya diri" (hlm : 44)]
Rajin membaca["hobi utamanya membaca buku" (hlm : 45)]
Mau berbagi ["...dia tidak pelit dengan informasi" (hlm : 61)]
6. Said

Berpikiran dewasa ["dia yang paling dewasa di antara kami" (hlm : 45)]
kurang percaya diri ["dia memang tidak terlalu pede..." (hlm : 206)]
7. Baso

Orang yang agamis ["saya ingin mendalami agama islam dan menjadi penghapal Al-Quran" (hlm : 46)]
Orang yang sangat peduli ["....merawat nenek dan pulang, mungkin selamanya..." (hlm : 362)]
Berbakti kepada orangtua ["motivasi besar menghapal Al-Quran adalah pengabdian kepada orangtua" (hlm : 363)]
8. Atang

Orang yang menepati janji ["susuai janji, Atang yang membayari ongkos"(hlm : 221)]
Humoris ["memasukkan berbagai macam guyon sunda yang membuat hadirin terpingkal-pingkal" (hlm : 220]

C. Latar


1. Tempat

Pondok Madani ["selamat datang di pondok madani" (hlm : 30)]
Aula ["murid-murid berbndong-bondong memenuhi aula" (hlm : 48)]
Lapangan ["masing-masing melintasi lapangan besar..." (hlm : 62)]
Kamar ["pintu kayu kamar bergetar-getar digedornya" (hlm : 84)]
Menara ["Di bawah bayangan menara ini kami lewatkan waktu...." (hlm : 94)]
Kelas ["Ustad Salman masuk kelas..." (hlm : 105)]
Bandung ["kami telah masuk Bandung..." (hlm : 218)]
2. Waktu

Sore hari ["matahari telah tergelincir di ufuk..." (hlm : 62)]
pagi hari ["rasanya udara pagi lebih segar...." (hlm : 127)]
Malam hari [malam ini untuk pertama kalinya kami..." (hlm : 238)]
Din hari ["sekitar jam dua pagi..." (hlm : 244)]
3. Suasana

Menegangkan ["kami mendengar suara orang berteriak dan bunyi kaki berlarimendekat ke arah kami" (hlm : 246)]
Bahagia ["kami senang bisa menangkap pencuri dan lebih senang lagi lepas dari kewajiban jadi jasus" (hlm : 249)]
Gelisah ["kegelisahanku yang naik turun..." (hlm : 369)]

D. Alur/Plot

Alur yang digunakan adalah alur campuran.

1. Eksposisi

kisah berawal dari seorang wartawan VOA, yang sedang berada di Washington DC. Wartawan itu bernama Alif Fikri. tanpa disengaja ia mengecek laptopnya dan tiba-tiba ada pesan masuk dari seorang yang bernama Batutah. Setelah berbalas-balas esan, teryata dia adalah teman lama Alif dari sekolah lamanya yaitu Pondok Madani.
2. Intrik

Alif tidak ingin bersekolah di sekolah madrastah ataupun pesantren, sedangkan Amaknya tidak rela jika Alif masuk sekolah SMA umum, karena Amaknya ingin anak laki-lakinya bersekolah agama, dan menjadikan anaknya menjadi pemmpin agama di masa depan, seperti Buya Hamka.
3. Komplikasi

Baso bercerita kepada teman-teman shahibul menara, bawa sepertinya ia harus meninggalkan PM duluan dibandingkan dengan teman-teman yang lain, karena ia harus merawat neneknya yang sedang sakit parah. Akhrnya paman Latimbang menjemput Baso yang berada di PM, dan Baso pun harus meninggalkan PM untuk selamanya.
4. Klimaks

Ustadz Torik begitu marah ketika mendengar bahwa ada siswa yang pergi dari PM tanpa izin terlebih dahulu. Mera itu adalah Said, Alif, dan Atang. sebelum itu, mereka meminta izin ke Ponorogo untuk mencari barang, tetapi barang itu tidak ada, dan mereka pun harus pergi ke Surabaya untuk mendapatkan barang tersebut. Akhirnya mereka bertiga diberikan hukuman yang sangat berat, yaitu dicukur habis rambutnya.
5. Antiklimaks

Seluruh siswa PM kelas 6, telah berhasil menyelesaikan ulangan akhir, untuk menentukan kelulusan meraka. Kemudian meraka semua pun berisah, begitu juga dengan shahibul menara yang akan menempuh jalannya masing-masing untuk mewujudkan impian meraka.
6. Resolusi

Shahibul menaratelah mencapai impiannya masing-masing dan berencana akan melakukan reuinian setelah tidak bertemu selama bertahun-tahun.


E. Gaya Bahasa

1. Hiperbola

"Kami bisa makan bagai kesurupan" (hlm : 122)
"Kiai Rais telah menyetrum 3000 murid kesayangannya" (hlm : 190)
2. Personifikasi

"wajah dingin mencucuk tulang..." (hlm : 2)
"Jantungku melonjak-lonjak girang" (hlm : 5)
"Cerita Kiai Rais terus berputar di kepalaku" (hlm : 142)
"sejak dari pagi buta..." (hlm : 214)
3. Asosiasi

"kami seperti sekawanan tentara yang terjebak..." (hlm : 64)
"Mukanya dingin seperti besi" (hlm : 124)


F. Sudut Pandang

Dalam novel Negeri 5 Menara, si penulis menggunakan orang pertama sebagai pelaku utama, karena menggunakan kata ganti orang pertama yaitu "AKU".



G. Amanat

Cerita Negeri 5 Menara memberikan pesan moral pendidikan yang sangat dalam. Kita harus bersungguh - sungguh dan bekerja keras untuk meraih impian kita dan mencapai kesuksesan kita, tapi dibalik kesuksesan tersebut ada doa dari kedua orangtua kita, jadi kita juga harus serta-merta menghormati dan berbakti kepada orangtua.

SUMBER : http://hanifassyarify.blogspot.co.id/2013/12/analisis-unsur-intrinsik-novel-negeri-5.html 

Rabu, 26 Oktober 2016

PERIODISASI SENI DUNIA

Nama  : ADI HERDIANSYAH
NPM  : 1B214929
Kelas  : 1EA03

Perkembangan seni rupa dapat dirunut sejak zaman purbakala hingga era modern. Secara garis besar, sejarah seni rupa terbagi dalam beberapa periode sebagai berikut:



Seni Rupa Zaman Prasejarah



Seni rupa dapat dikatakan sebagai bagian budaya yang tua. Dalam batas-batas tertentu, seni rupa telah ada sejak manusia mengenal peradaban. Karya-karya yang dimaksud ditemukan dalam bentuk gerabah yang diberi ornament hias tertentu, patung-patung leluhur masyarakat prasejarah, serta catatan-catatan (dalam bentuk gambar) yang digoreskan pada dinding-dinding goa.
Pada akhir abad ke-19 dan permulaan abad ke-20, ditemukan pada beberapa tempat hasil seni yang dianggap orang paling tua hingga saat ini. Penemuan tersebut merupakan lukisan-lukisan pada dinding gua-gua yang terdapat di Perancis Selatan dan Spanyol Utara seperti di Combaralles, Font de Gaume, Altamira, dan Alpera.


Lukisan-lukisan yang dibuat pada dinding-dinding dan langit-langit gua tersebut dibuat dengan digurat atau dicukil dengan batu tajam. Cukilan ini diberi warna memakai batu dangklik) dicampur dengan lemak binatang sebagai perekatnya. Kebanyakan terdapat gambar-gambar binatang bison atau sapi hutan. Ada juga beruang, rusa kutub, kuda liar, dan babi hutan.



Peradaban Bangsa-bangsa Kuno

Bangsa-bangsa timur yang mendiami daerah Timur Tengah dan Asia Kecil serta daerah Mesir dikenal sebagai bangsa-bangsa yang memiliki peradaban tinggi. Di mesir kita dapat menyaksikan sisa-sisa peradaban tinggi dalam bentuk karya seni arsitektur, patung, serta lukisan dinding yang bernilai tinggi seperti piramida, spinx serta relief-relief dan lukisan pada dinding bagian dalamnya.


Selain bangsa Mesir, bangsa Babilonia, Asiria, dan Persia merupakan bangsa-bangsa yang memiliki kebudayaan yang tinggi.
Bangsa Yunani dan Romawi sering dijadikan titik awal perkembangan seni rupa di dunia. Lukisan-lukisan karya pelukis Yunani kuno menampilkan bentuk-bentuk geometris yang diterakan pada permukaan keramik, jambangan, serta benda-benda kerajinan tangan lainnya. Sementara itu, bangsa Romawi karyanya dapat kita saksikan di dalam rumah-rumah bangsawan di kota Pompei.



Seni Rupa Zaman Abad Pertengahan

Periode ini berlangsung mulai tahun 476 Masehi yakni pada awal perkembngan agama Nasrani di Romawi, dan berakhir pada tahun 1492, yakni pada saat ditemukannya benua Amerika. Karya-karya seni rupa abad pertengahan banyak dipengaruhi oleh corak budaya Yuani Purba dan Romawi yang menganut kepercayaan politheisme (menyembah banyak dewa) dan dicampur dengan ajaran-ajaran Nasrani. Pada zaman ini gereja memiliki pengaruh yang sangat besar.



Seni Rupa Zaman Renaissance



Zaman renaissance merupakan zaman perubahan besar-besaran dalam berbagai bidang keilmuan dan seni budaya. Kemapanan gereja mulai terusik oleh berbagai pertentangan serta penemuan dalam bidang-bidang keilmuan. Penemuan-penemuan baru dalam bidang geografi, fisika, astronomi telah dianggap sebagai hal yang menentang keberaddan da kemapanan agama. Galileo (1564-1642), seorang ahli fisika, ahli astronomi dan juga filsuf, ditangkap dan dipenjara dengan tanpa ditentukan batas waktunya karena penemuannya bertentangan dengan hokum-hukum yang dipercayai gereja.
Tokoh-tokoh seni rupa yang terkenal pada periode ini adalah Leonardo da Vinci, Michelangelo, dan Rafael Santi. Karya-karya penting pada masa ini terdapat pada bentuk-bentuk bangunan gereja, lukisan-lukisan dinding, relief pada pintu-pintu rumah dan bangunan gereja, serta patung-patung perunggu yang menghiasi hampir seluruh gereja di Italia serta seluruh Eropa Barat dan Eropa Timur.



Seni Rupa Zaman Barok dan Rokoko

Kata Barok (baroque) berasal dari bahasa Romawi yang berarti “tidak beraturan” atau “menyimpang”. Michelangelo dan Palladio dianggap sebagai pelopor dari gerakan ini. Zaman Barok terlahir pada pertengahan abad ke-16 sebagai awal mula pengaruh seni Italia ke seluruh daratan Eropa.


Jika misi renaissance adalah melepaskan diri dari cara berpikir zaman pertengahan dan dipenuhi pola pikir gereja, maka barok melepaskan diri dari keterikatan tema-tema serta nuasnsa-nuansa yang terkandung pada masa renaissance. Lukisan-lukisan pada zaman barok terkesan berlebihan dari keadaan sebenarnya. Peter Paul Rubens (1577-1640), seorang seniman Belanda, melukiskan tubuh-tubuh orang penuh dengan otot-otot serta tokoh-tokoh perkasa.
Rococo diambil dari kata “rocaile” yang berarti seni kulit kerang, sejenis kesenian yang sangat digemari pada saat itu di Italia. Pada zaman inilah bentuk-bentuk penyelewengan kaidah seni tampil meluas. Lukisan-lukisan dibuat menjadi lebih indah dari aslinya, lebih hebat, dan menyimpang dari sebenarnya. Karya seni menjadi barang pesanan kaum bangsawan dan saudagar yang memiliki banyak uang. Pada zaman ini kkary seni diperjualbelikan secara salah dan menjadi komoditas yang tidak berharga.




Seni Rupa Abad ke-19

Penggalian kembali corak-corak lama, seperti yang terdapat pada gaya-gaya Yunani Purba dan Romawi telah melahirkan aliran-aliran baru yang dikenal dengan alisan klasik dan neo klasisme dalam seni lukis dan seni patung.


Beberapa catatan penting yang dapat disajikan dalam perkembangan seni rupa pada abad ke-19 ini adalah sebagai berikut:

Munculnya berbagai aliran seni rupa seperti romaantisme, impresionisme, realism, simbolisme, munumentalisme, dll.
Terlepasnya pengaruh agama, terutama gereja, dari corak, gaya serta nafas kesenian secara umum.
Para pelukis semakin berani melakukan percobaan dengan berbagai penggunaan warna cerah sebagai pencurahan emosi dan pemikiran.
Seniman bukan lagi dari kalangan bangsawan atau memiliki status social tinggi, melainkan juga banyak yang berasal dari kalangan bawah.

Beberapa tokoh seniman yang terlahir pada abad ke-19 dan mewakili aliran-aliran yang dianutnya adalah sebagai berikut:
Klasisisme : arsitek Bartholome Vignon (1762-1846), pelukis Jacques Louis David (1748-1825)
Romantisme : Raden Saleh Sjarif Bastaman, Ludwig Richter, Kasper Friederich.
Impresionisme : Jean Claude Monet, Eduard Manet dll
Neo Impresioniesme : Paul Cezanne, Paul Gauguin, dll.
Realisme : George Hendrik Breitner, Auguste Rodin, dll.
Simbolisme dan Monumentalisme : Willian Blake, Pierre Puvis de Chavannes, dll
Ekspresionisme : Vincent van Gogh, Eduard Munch, dll.




Seni Rupa Abad ke-20

Dengan pecahnya Perang Dunia I, timbullah berbagai gerakan perbaikan dalam bidang seni rupa yang meliputi fisik, material, mental, dan spiritual. Berdirinya Negara-negara baru sebagai hasil perjuangan negeri-negeri jajahan bangsa Eropa, telah membangkitkan semangat baru dalam bidang seni rupa.

Aliran-aliran yang bermunculan pada abad ke-20 ini antara lain fauvism yang dimotori oleh Henri Matisse, dll. Kubisme menampilkan pelukis Pablo Picasso, Leo Getel, dll. Futurisme menampilkan tokoh-tokoh peuis Carlo Carra dan Buido Severini. Absolutisme menampilakn pelukis Wassily Kadinsky.

Sumber: http://senibudayasmktap.blogspot.co.id/2013/07/sejarah-perkembangan-seni-rupa.html

MIND MAPPING MANUSIA DAN KESUSASTRAAN

 

PERIODISASI PROSA DI INDONESIA

Nama: ADI HERDIANSYAH
NPM: 1B214929
Kelas: 1EA03 (TEA14)

PERIODISASI PROSA DI INDONESIA

Periodisasi Prosa adalah pembabakan waktu terhadap perkembangan sastra yang ditandai dengan ciri-ciri tertentu. Maksudnya tiap babak waktu (periode) memiliki ciri tertentu yang berbeda dengan periode yang lain.
1.       Zaman Prosa Melayu Lama
Zaman ini melahirkan karya prosa berupa hikayat, dongeng, dan bentuk yang lain.
2.       Zaman Peralihan
Zaman ini dikenal tokoh Abdullah bin Abdulkadir Munsyi. Karyanya dianggap bercorak baru karena tidak lagi berisi tentang istana danraja-raja, tetapi tentang kehidupan manusia dan masyarakat yang nyata, misalnya Hikayat Abdullah (otobiografi), Pembaharuan yang ia lakukan tidak hanya dalam segi isi, tetapi juga bahasa. Ia tidak lagi menggunakan Bahasa Melayu yang kearab-araban.
3.       Zaman Sastra Indonesia
a.       Angkatan Balai Pustaka (Angkatan 20-an)
Ciri umum angkatan ini adalah tema berkisari tentang konflik adat antara kaum tua dengan kaum muda, kasih tak sampai, dan kawin paksa, bahan ceritanya dari Minangkabau, bahasa yang dipakai adalah bahasa Melayu, bercorak aliran romantik sentimental.
Tokohnya adalah Marah Rusli (roman Siti Nurbaya), Merari Siregar (roman Azab dan Sengsara), Nur Sutan Iskandar (novel Apa dayaku Karena Aku Seorang Perempuan), Hamka (roman Di Bawah Lindungan Ka’bah), Tulis Sutan Sati (novel Sengsara Membawa Nikmat), Hamidah (novel Kehilangan Mestika), Abdul Muis (roman Salah Asuhan), M Kasim (kumpulan cerpen Teman Duduk)
b.       Angkatan Pujangga Baru (Angkatan 30-an)
Cirinya adalah: 1) Bahasa yang dipakai adalah Bahasa Indonesia modern, 2) Temanya tidak hanya tentang adat atau kawin paksa, tetapi mencakup masalah yang kompleks, seperti emansipasi wanita, kehidupan kaum intelek, dan sebagainya, 3) Pengaruh barat terasa sekali, terutama dari Angkatan ’80 Belanda, dan  4) Setting yang menonjol adalah masyarakat penjajahan.
Tokohnya adalah STA Syhabana (novel Layar Terkembang, roman Dian Tak Kunjung Padam), Armin Pane (novel Belenggu), Sanusi Pane (drama Manusia Baru), M. Yamin (drama Ken Arok dan Ken Dedes), Rustam Efendi (drama Bebasari), Hamka (roman Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck).
c.        Angkatan ’45
Ciri umumnya adalah bentuk prosanya lebih bebas, prosanya bercorak realisme, tema dan setting yang menonjol adalah revolusi, lebih mementingkan isi daripada keindahan bahasa, dan jarang menghasilkan roman seperti angkatan sebelumnya.
Tokohnya Achdiat Kartamiharja (novel Atheis), Idrus (novel Surabaya, Aki), Mochtar Lubis (kumpulan drama Sedih dan Gembira), Pramduya Ananta Toer (novel Keluarga Gerilya), Utuy Tatang Sontani (novel sejarah Tambera)
d.       Angkatan ’66
Ciri umumnya adalah tema yang menonjol adalah protes sosial dan politik, menggunakan kalimat-kalimat panjang mendekati bentuk prosa.

Tokohnya adalah N.H. Dini (novel Pada Sebuah Kapal), A.A. Navis (novel Kemarau), Toha Mohtar (novel Pulang), Mangunwijaya (novel Burung-burung Manyar), Iwan Simatupang (novel Ziarah), Mochtar Lubis (novel Harimau-Harimau), Mariannge Katoppo (novel Raumannen).

Sumber: https://endonesa.wordpress.com/lentera-sastra/karya-sastra-dan-periodenya/

CONTOH SINOPSIS NOVEL

Judul Novel : Siti Nurbaya
Karya : Marah Rusli

Sinopsis :

Ibunya meninggal saat Siti Nurbaya masih kanak-kanak, maka bisa dikatakan itulah titik awal penderitaan hidupnya. Sejak saat itu hingga dewasa dan mengerti cinta ia hanya hidup bersama Baginda Sulaiman, ayah yang sangat disayanginya. Ayahnya adalah seorang pedagang yang terkemuka di kota Padang. Sebagian modal usahanya merupakan uang pinjaman dari seorang rentenir bernama Datuk Maringgih.

Pada mulanya usaha perdagangan Baginda Sulaiman mendapat kemajuan pesat. Hal itu tidak dikehendaki oleh rentenir seperti Datuk Maringgih. Maka untuk melampiaskan keserakahannya Datuk Maringgih menyuruh kaki tangannya membakar semua kios milik Baginda Sulaiman. Dengan demikian hancurlah usaha Baginda Sulaiman. Ia jatuh miskin dan tak sanggup membayar hutang-hutangnya pada Datuk Maringgih. Dan inilah kesempatan yang dinanti-nantikannya. Datuk Maringgih mendesak Baginda Sulaiman yang sudah tak berdaya agar melunasi semua hutangnya. Boleh hutang tersebut dapat dianggap lunas, asalkan Baginda Sulaiman mau menyerahkan Siti Nurbaya, puterinya, kepada Datuk Maringgih.

Menghadapi kenyataan seperti itu Baginda Sulaiman yang memang sudah tak sanggup lagi membayar hutang-hutangnya tidak menemukan pilihan lain selain yang ditawarkan oleh Datuk Maringgih.

Siti Nurbaya menangis menghadapi kenyataan bahwa dirinya yang cantik dan muda belia harus menikah dengan Datuk Maringgih yang tua bangka dan berkulit kasar seprti kulit katak. Lebih sedih lagi ketika ia teringat Samsulbahri, kekasihnya yang sedang sekolah di stovia, Jakarta. Sungguh berat memang, namun demi keselamatan dan kebahagiaan ayahandanya ia mau mengorbankan kehormatan dirinya dengan. Samsulbahri yang berada di Jakata mengetahui peristiwa yang terjadi di desanya, terlebih karena Siti Nurbaya mengirimkan surat yang menceritakan tentang nasib yang dialami keluarganya.

Pada suatu hari ketika Samsulbahri dalam liburan kembali ke Padang, ia dapat bertemu empat mata dengan Siti Nurbaya yang telah resmi menjadi istri Datuk Maringgih. Pertemuan itu diketahui oleh Datuk Maringgih sehingga terjadi keributan. Teriakan Siti Nurbaya terdengar oleh ayahnya yang tengah terbaring karena sakit keras. Baginda Sulaiman berusaha bangkit, tetapi akhirnya jatuh tersungkur dan menghembuskan nafas terakhir.

Mendengar itu, ayah Samsulbahri yaitu Sultan Mahmud yang kebetulan menjadi penghulu kota Padang, malu atas perbuatan anaknya. Sehingga Samsulbahri harus kembali ke Jakarta dan ia benrjanji untuk tidak kembali lagi kepada keluargannya di Padang. Datuk Maringgih juga tidak tinggal diam, karena Siti Nurbaya diusirnya.

Siti Nurbaya yang mendengar bahwa kekasihnya diusir orang tuanya, timbul niatnya untuk pergi menyusul Samsulbahri ke Jakarta. Tetapi niatnya itu diketahui oleh kaki tangan Datuk Maringih. Karena itu dengan siasat dan fitnahnya, Datuk Maringgih dengan bantuan kaki tangannya dapat memaksa Siti Nurbaya kembali dengan perantaraan polisi.

Tak lama kemudian Siti Nurbaya meninggal dunia karena memakan lemang beracun yang sengaja diberikan oleh kaki tangan Datuk Maringgih. Kematian Siti Nurbaya itu terdengar oleh Samsulbahri sehingga ia menjadi putus asa dan mencoba melakukan bunuh diri. Akan tetapi mujurlah karena ia tak meninggal. Sejak saat itu Samsulbahri tidak meneruskan sekolahnya dan memasuki dinas militer.

Sepuluh tahun kemudian, dikisahkan dikota Padang sering terjadi huru-hara dan tindak kejahatan akibat ulah Datuk Maringgih dan orang-orangnya. Samsulbahri yang telah berpangkat Letnan dikirim untuk melakukan pengamanan. Samsulbahri yang mengubah namanya menjadi Letnan Mas segera menyerbu kota Padang. Ketika bertemu dengan Datuk Maringgih dalam suatu keributan tanpa berpikir panjang lagi Samsulbahri menembaknya. Datuk Maringgih jatuh tersungkur, namun sebelum tewas ia sempat membacok kepala Samsulbahri dengan parangnya.

Samsulbahri alias Letnan Mas segera dilarikan ke rumah sakit. Pada saat-saat terakhir menjelang ajalnya, ia meminta dipertemukan dengan ayahandanya. Tetapi ajal lebih dulu merenggut sebelum Samsulbahri sempat bertemu dengan orangtuanya.

Sumber: http://learn-4all.blogspot.co.id/2012/11/novel-singkat-kisah-siti-nurbaya.html

Selasa, 04 Oktober 2016

MAKALAH ILMU BUDAYA DASAR : MANUSIA DAN KEBUDAYAAN

NAMA : ADI HERDIANSYAH
NPM : 1B214929
KELAS : 1EA03 (TEA14)

MANUSIA DAN KEBUDAYAAN

BAB I
PENDAHULUAN
Kebudayaan sebagai hasil karya, karsa dan cipta manusia yang digunakan untuk menghadapi lingkungan dimana manusia itu hidup. Di dalam masyarakat, orang – orang yang hidup bersama menghasilkan kebudayaan. Sehingga masyarakat sebagai pendukung, pemelihara, pengembang, dan mewariskan kebudayaannya kepada generasi – generasi selanjutnya. Manusia membuat aturan bagi terjadinya proses interaksi di antara sesama anggota masyarakat. Akhirnya manusia tidak dapat melepaskan diri dari aturan – aturan yang dibuatnya. Hal ini secara ekstrim disebut Cultural Determinism, dimana kebudayaan bersifat superorganik. Menurut Melvilie J. Herkovits dan Bronislaw Mallinowski, Cultural Determinism berarti segala sesuatu yang terdapat di dalam masyarakat ditentukan adanya oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu. Walaupun kebudayaan ciptaan manusia, namun tidak sedikit cara berpikir, bersikap, dan berperilaku ditentukan atau dipengaruhi oleh kebudayaannya. Peran kebudayaan seperti ini tidak hanya berlaku pada generasi tertentu, melainkan secara turun menurun setiap generasi, yang disebut sebagai tradisi. 
BAB II
PEMBAHASAN

II.1.     Pengertian Kebudayaan
Kebudayaan mencakup segala aspek kehidupan manusia, baik yang sifatnya material, seperti peralatan – peralatan kerja dan teknologi, maupun non-material, seperti nilai kehidupan dan seni – seni tertentu.
Seorang antropolog yaitu E.B.Tylor (1871) mendefinisikan kebudayaan sebagai berikut:
“Kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan – kemampuan lain serta kebiasaan – kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat.”
Selo Sumarjan dan Soelaeman Soermardi merumuskan kebudayaan sebagai semua hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat. Karya masyarakat menghasilkan teknologi dan kebudayaan kebendaan atau kebudayaan jasmaniah yang diperlukan oleh manusia untuk menguasai alam sekitarnya, agar kekuatan serta hasilnya dapat diabdikan untuk masyarakat.
       Koentjaraningrat mengatakan bahwa kebudayaan antara lain berarti keseluruhan gagasan dan karya manusia yang harus dibiasakannya dengan belajar beserta keseluruhan dari hasil budi pekertinya.
A.L. Krober dan C. Kluckhon mengatakan bahwa kebudayaan adalah manifestasi atau penjelmaan kerja jiwa manusia dalam arti seluas – luasnya.
C.A. Van Peursen mengatakan, bahwa dewasa ini kebudayaan diartikan sebagai manisfestasi kehidupan setiap orang, dan kehidupan setiap kelompok orang – orang, berlainan dengan hewan – hewan, maka manusia tidak hidup begitu saja ditengah alam, melainkan selalu mengubah alam.
Kroeber dan Kluckhom mendefinisikan kebudayaan; kebudayaan terdiri atas berbagai pola, bertingkah laku mantap, pikiran, perasaan, dan reaksi yang diperoleh dan terutama diturunkan oleh simbol – simbol yang menyusun pencapaiannya secara tersendiri dari kelompok – kelompok manusia, termasuk didalamnya perwujudan benda – benda materi, pusat esensi kebudayaan terdiri atas tradisi dan cita – cita atau paham, dan terutama keterkaitan terhadap nilai – nilai.
II.2.     Ciri – ciri Kebudayaan
       Kebudayaan memiliki pengertian yang luas, maka berikut ini menurut Suhandi (1987 : 33-36), mengemukakan bahwa kebudayaan memiliki ciri – ciri umum, yaitu:
  1. Kebudayaan dipelajari
Segala sesuatu hasil budaya yang dimiliki manusia diperoleh manusia melalui proses belajar yang disebut “enkulturasi”, sedangkan berdasarkan sosiologi disebut “sosialisasi”.

  1. Kebudayaan diwariskan atau diteruskan
Kebudayaan telah ada semenjak manusia muncul di permukaan bumi ini, yang dikembangkan dan diteruskan atau diwariskan dari generasi ke generasi. Proses pewarisan kebudayaan ini sejalan dengan proses belajar yang dialami manusia.

  1. Kebudayaan hidup dalam masyarakat
Masyarakat dan kebudayaan merupakan satu kesatuan dan satu keseluruhan yang tidak dapat dipisahkan, sehingga tidak ada masyarakat tanpa kebudayaan. Warga masyarakat sebagai pendukung kebudayaan tidak dapat hidup secara individu atau sendiri – sendiri, tetapi satu sama lain saling membutuhkan dan saling ketergantungan.

  1. Kebudayaan dikembangkan dan berubah
Kebudayaan sifatnya dinamis dan selalu mengalami perubahan dan perkembangan, sehingga tidak ada kebudayaan yang sifatnya statis, walaupun perubahan terjadi berjalan sangat lambat.

  1. Kebudayaan itu terintegrasi
Hubungan yang terjaring antar unsur – unsur kebudayaan yang membentuk kesatuan. Setiap unsur kebudayaan tidak berdiri sendiri, melainkan memiliki hubungan dengan unsur kebudayaan lainnya, lebih luas lagi memiliki hubungan dengan kebudayaan – kebudayaan lain secara keseluruhan.

II.3.     Unsur – Unsur Kebudayaan
   C.Kluckhohn di dalam karyanya berjudul Universal Categories of Culture mengemukakan bahwa ada tujuh unsur kebudayaan universal, yaitu:
  1. Sistem Religi (Sistem Kepercayaan)
Merupakan produk manusia sebagai homo religieus. Manusia yang memiliki kecerdasan pikiran dan perasaan luhur, tanggap bahwa di atas kekuatan dirinya terdapat kekuatan lain yang Maha Besar. Karena itu manusia takut, sehingga menyembah-Nya dan lahirlah kepercayaan yang sekarang menjadi agama.

  1. Sistem Organisasi Kemasyarakatan
Merupakan produk dari manusia sebagai homo socius. Manusia sadar bahwa tubuhnya lemah, namun memiliki akal, maka disusunlah organisasi kemasyarakatan dimana manusia bekerja sama untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya.

  1. Sistem Pengetahuan
Merupakan produk manusia sebagai homo sapiens. Pengetahuan dapat diperoleh dari pemikiran sendiri, disamping itu didapat juga dari orang lain. Kemampuan manusia mengingat – ingat apa yang telah diketahui kemudian menyampaikannya kepada orang lain melalui bahasa, menyebabkan pengetahuan menyebar luas. Lebih – lebih bila pengetahuan itu dibukukan, maka penyebarannya dapat dilakukan dari satu generasi ke generasi berikutnya.

  1. Sistem Mata Pencaharian Hidup dan Sistem – Sistem Ekonomi
Merupakan produk manusia sebagai homo economicus, menjadikan tingkat kehidupan manusia secara umum terus meningkat.

  1. Sistem Teknologi dan Peralatan
Merupakan produk dari manusia sebagai homo faber. Bersumber dari pemikirannya yang cerdas dan dibantu dengan tangannya yang dapat memegang sesuatu dengan erat. Manusia dapat membuat dan mempergunakan alat. Dengan alat – alat ciptaannya itulah manusia dapat lebih mampu mencukupi kebutuhannya daripada binatang.

  1. Bahasa
Merupakan produk dari manusia sebagai homo longuens. Bahasa manusia pada mulanya diwujudkan dalam bentuk tanda (kode) yang kemudian disempurnakan dalam bentuk bahasa lisan, dan akhirnya menjadi bentuk bahasa tulisan.

  1. Kesenian
Merupakan hasil dari manusia sebagai homo aesteticus. Setelah manusia dapat mencukupi kebutuhan fisiknya, maka dibutuhkan kebutuhan psikisnya untuk dipuaskan. Manusia bukan lagi semata – mata memenuhi kebutuhan isi perut saja, mereka juga perlu pandangan mata yang indah, suara yang merdu, yang semuanya dapat dipenuhi melalui kesenian.

II.4.     Wujud Kebudayaan
  Menurut dimensi wujudnya, kebudayaan mempunyai tiga wujud, yaitu:
  1. Kompleks gagasan, konsep, dan pikiran manusia
Wujud ini disebut sistem budaya, sifatnya abstrak, tidak dapat dilihat, dan berpusat kepada kepala – kepala manusia yang menganutnya, atau dengan perkataan lain, dalam alam pikiran warga masyarakat dimana kebudayaan bersangkutan hidup. Kalau warga masyarakat tadi menyatakan gagasan mereka dalam tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal sering berada dalam karangan dan buku – buku hasil karya para penulis warga masyarakat yang bersangkutan.

  1. Kompleks aktivitas
Berupa aktivitas manusia yang saling berinteraksi, bersifat kongkret, dapat diamati atau diobservasi. Wujud ini sering disebut sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas – aktivitas manusia yang berinteraksi, berhubungan, serta bergaul satu dengan yang lain dari detik ke detik, dari hati ke hati, dan dari tahun ke tahun, selalu menurut pola – pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sebagai rangkaian aktivitas manusia dalam masyarakat, sistem sosial berarti kongkret, terjadi di sekeliling kita sehari – hari, bisa diobservasi, difoto, dan didokumentasi.

  1. Wujud sebagai benda
Aktivitas manusia yang saling berinteraksi tidak lepas dari berbagai penggunaan peralatan sebagai hasil karya manusia untuk mencapai tujuannya. Aktivitas karya manusia tersebut menghasilkan benda untuk berbagai keperluan hidupnya. Kebudayaan dalam bentuk fisik yang kongkret bisa juga disebut kebudayaan fisik, mulai dari benda yang diam sampai pada benda yang bergerak.

II.5.     Orientasi Nilai Budaya
      Menurut C.Kluckhohn dalam karyanya Variations in Value Orientation (1961), sistem nilai budaya dalam semua kebudayaan di dunia, secara universal menyangkut lima masalah pokok kehidupan manusia, yaitu:
  1. Hakekat Hidup Manusia (MH)
Hakekat hidup untuk setiap kebudayaan berbeda secara ekstern; ada yang berusaha untuk memadamkan hidup, ada pula yang dengan pola – pola kelakuan tertentu menganggap hidup sebagai suatu hal yang baik, “mengisi hidup”.

  1. Hakekat Karya Manusia (MK)
Setiap kebudayaan hakekatnya berbeda – beda, diantaranya ada yang beranggapan bahwa karya bertujuan untuk hidup, karya memberikan kedudukan atau kehormatan, karya merupakan gerak hidup untuk menambah karya lagi.

  1. Hakekat Waktu Manusia (WM)
Hakekat waktu untuk setiap kebudayaan berbeda, ada yang berpandangan mementingkan orientasi masa lampau, ada pula yang berpandangan untuk masa kini atau masa yang akan datang.

  1. Hakekat Alam Manusia (MA)
Ada kebudayaan yang menganggap manusia harus mengeksploitasi alam atau memanfaatkan alam semaksimal mungkin, ada pula kebudayaan yang beranggapan manusia harus harmonis dengan alam dan manusia harus menyerah kepada alam.

  1. Hakekat Hubungan Manusia (MN)
Dalam hal ini ada yang mementingkan hubungan manusia dengan manusia, baik secara horizontal (sesamanya) maupun secara vertikal (orientasi kepada tokoh – tokoh). Ada pula yang berpandangan individualistis (menilai tinggi kekuatan sendiri). 

BAB III
PENUTUP

           Sebagaimana diketahui bahwa kebudayaan adalah hasil cipta, karsa, dan rasa manusia, oleh karenanya kebudayaan pasti akan mengalami perubahan dan perkembangannya sejalan dengan perkembangan manusia itu. Perkembangan tersebut dimaksudkan untuk kepentingan manusia sendiri, karena kebudayaan diciptakan oleh dan untuk manusia.

REFERENSI

  • Nugroho, Widyo dan Achmad Muchji. 1996. SERI DIKTAT KULIAH MKDU:ILMU BUDAYA DASAR. Jakarta. Universitas Gunadarma
  • http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._GEOGRAFI/196103231986031-R._GURNIWAN_KAMIL_PASYA/SMI-3.pdf diakses tanggal 4 Oktober 2016

BIOGRAFI AHLI KEBUDAYAAN

NAMA : ADI HERDIANSYAH
NPM : 1B214929
KELAS : 1EA03 (TEA14)

DEFINISI KEBUDAYAAN MENURUT PARA AHLI BESERTA BIOGRAFI SINGKAT AHLI


  • Prof. Dr. Koentjoroningrat
"Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik dari manusia dengan belajar."
Biografi singkat
Terlahir dengan nama Kanjeng Pangeran Haryo. Lahir di Yogyakarta pada tanggal 15 Juni 1923. Beliau merupakan seorang antropolog. Beliau terlahir di lingkungan keluarga Pakualaman. Ayahnya bernama R.M. Emawan Brotokoesomo merupakan seorang pamong praja Pakualaman. Ibunya bernama R.A. Pratisi Tirtotenojo merupakan seorang penerjemah Bahasa Belanda di lingkungan Pakualaman. Beliau mendapatkan gelar Sarjanan Sastra pada tahun 1952 dari Universitas Indonesia. Kemudian mendapatkan gelar Magister Antropologi pada tahun 1956 dari Universitas Yale, Amerika Serikat, dan gelar Doktor Antropologi pada tahun 1958 dari Universitas Indonesia. Beliau wafat pada tanggal 23 Maret 1999 di Jakarta.
  • Ki Hajar Dewantara
"Kebudayaan adalah hasil perjuangan manusia terhadap dua pengaruh kuat, yakni zaman dan alam yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran didalam hidup dan penghidupannya guna mencapai keselematan dan kebahagiaan yang pada lahirnya bersifat tertib dan damai."
Biografi singkat
Terlahir dengan nama Raden Mas Soewardi Soerjaningrat. Lahir di Yogyakarta pada tanggal 2 Mei 1889. Hari kelahiran beliau ditetapkan sebagai Hari Pendidikan Nasional. Ki Hajar Dewantara merupakan seorang pemerhati pendidikan, kebudayaan, dan juga politisi. Kontribusinya untuk kemerdekaan Indonesia dituangkan dengan mendirikan organisasi Indische Partij bersama Douwes Dekker dan Tjipto Mangunkusumo pada tahun 1912. Ketiga orang tersebut dikenal dengan sebutan Tiga Serangkai. Kontribusinya untuk pendidikan Indonesia dibuktikan dengan mendirikan Taman Siswa di Yogyakarta pada tahun 1922. Ki Hajar Dewantara wafat pada tanggal 26 April 1959.
  •  Sutan Takdir Alisyahbana
"Kebudayaan merupakan manifestasi dari cara berpikir."
Biografi singkat
Lahir di Natal, Sumatera Utara, pada tanggal 11 Februari 1908. Beliau merupakan penulis novel dan sastrawan. Buku – buku novel yang pernah ditulis oleh Beliau diantaranya Tak Putus Dirundung Malang (1932), Dian yang Tak Kunjung Padam (1932), Layar Terkembang (1936), dan Anak Perawan di Sarang Penyamun (1940). Beliau merupakan pendiri Majalah Poedjangga Baroe pada tahun 1933, dan memimpin majalah tersebut pada tahun 1933 s/d 1942 dan 1948 s/d 1953. Beliau wafat pada tanggal 17 Juli 1994 di Jakarta.
  •  R. Soekmono
"Kebudayaan adalah seluruh hasil usaha manusia, baik berupa benda ataupun hanya berupa buah pikiran dan dalam penghidupan."
Biografi singkat
Lahir di Brebes pada tanggal 14 Juli 1922. Beliau merupakan seorang arkeolog. Beliau mendapatkan gelar Sarjana Sastra dari Universitas Indonesia pada tahun 1953. Setelah lulus dari studi sarjananya, Beliau diangkat menjadi Kepala Dinas Purbakala Republik Indonesia. Jabatan ini dipangkunya hingga tahun 1973. Beliau pernah memimpin proyek pemugaran Candi Borobudur pada tahun 1970, sebuah proyek yang didanai oleh pemerintah Indonesia dan UNESCO. Beliau wafat pada tanggal 9 Juli 1997 di Jakarta.
  •  Sir Edward B. Tylor
"Kebudayaan adalah keseluruhan komplek dari ide dan segala sesuatu yang dihasilkan manusia berdasarkan pengalaman historisnya."
Biografi singkat
Lahir di Camberwell, London, pada tanggal 2 Oktober 1832. Beliau merupakan seorang antropolog berkebangsaan Inggris. Beliau merupakan Profesor Antropologi dari Universitas Oxford dan merupakan pencetus Evolusi Kebudayaan. Beliau wafat pada tanggal 2 Januari 1917 di Wellington, Inggris.
  • Ralph Linton
"Kebudayaan adalah konfigurasi dari sebuah tingkah laku dan hasil laku yang unsur – unsur pembentuknya didukung serta diteruskan oleh anggota masyarakat tertentu."
Biografi singkat
Lahir di Philadelphia pada tanggal 27 Februari 1893. Beliau merupakan seorang antropolog berkebangsaan Amerika Serikat. Beliau mendapatkan gelar Master Antropologi dari Universitas Pennsylvania dan mendapatkan gelar Ph.D. dari Universitas Columbia. Beberapa karya ilmiahnya di bidang antropologi diantaranya The Study of Man (1936) dan The Tree of Culture (1951). Beliau wafat pada tanggal 24 Desember 1953 di New Haven, Amerika Serikat.
  •  Bronislaw Malinowski
"Kebudayaan adalah keseluruhan kehidupan manusia yang integral yang terdiri dari berbagai peralatan dan barang – barang konsumen, peraturan untuk kehidupan masyarakat, ide – ide dan hasil karya manusia, keyakinan, dan kebiasaan manusia."
Biografi singkat
Lahir di Krakow, Polandia pada tanggal 7 April 1884. Beliau merupakan Bapak Antropogi Sosial. Beliau mendapatkan gelar Ph.D. dari Universitas Jagiellonian. Beliau wafat pada tanggal 16 Mei 1942 di New Haven, Amerika Serikat.

DEFINISI KEBUDAYAAN

NAMA : ADI HERDIANSYAH
NPM : 1B214929
KELAS : 1EA03 (TEA14)

DEFINISI KEBUDAYAAN MENURUT PARA AHLI BESERTA BIOGRAFI SINGKAT AHLI


  • Prof. Dr. Koentjoroningrat
"Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik dari manusia dengan belajar."
Biografi singkat
Terlahir dengan nama Kanjeng Pangeran Haryo. Lahir di Yogyakarta pada tanggal 15 Juni 1923. Beliau merupakan seorang antropolog. Beliau terlahir di lingkungan keluarga Pakualaman. Ayahnya bernama R.M. Emawan Brotokoesomo merupakan seorang pamong praja Pakualaman. Ibunya bernama R.A. Pratisi Tirtotenojo merupakan seorang penerjemah Bahasa Belanda di lingkungan Pakualaman. Beliau mendapatkan gelar Sarjanan Sastra pada tahun 1952 dari Universitas Indonesia. Kemudian mendapatkan gelar Magister Antropologi pada tahun 1956 dari Universitas Yale, Amerika Serikat, dan gelar Doktor Antropologi pada tahun 1958 dari Universitas Indonesia. Beliau wafat pada tanggal 23 Maret 1999 di Jakarta.
  • Ki Hajar Dewantara
"Kebudayaan adalah hasil perjuangan manusia terhadap dua pengaruh kuat, yakni zaman dan alam yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran didalam hidup dan penghidupannya guna mencapai keselematan dan kebahagiaan yang pada lahirnya bersifat tertib dan damai."
Biografi singkat
Terlahir dengan nama Raden Mas Soewardi Soerjaningrat. Lahir di Yogyakarta pada tanggal 2 Mei 1889. Hari kelahiran beliau ditetapkan sebagai Hari Pendidikan Nasional. Ki Hajar Dewantara merupakan seorang pemerhati pendidikan, kebudayaan, dan juga politisi. Kontribusinya untuk kemerdekaan Indonesia dituangkan dengan mendirikan organisasi Indische Partij bersama Douwes Dekker dan Tjipto Mangunkusumo pada tahun 1912. Ketiga orang tersebut dikenal dengan sebutan Tiga Serangkai. Kontribusinya untuk pendidikan Indonesia dibuktikan dengan mendirikan Taman Siswa di Yogyakarta pada tahun 1922. Ki Hajar Dewantara wafat pada tanggal 26 April 1959.
  •  Sutan Takdir Alisyahbana
"Kebudayaan merupakan manifestasi dari cara berpikir."
Biografi singkat
Lahir di Natal, Sumatera Utara, pada tanggal 11 Februari 1908. Beliau merupakan penulis novel dan sastrawan. Buku – buku novel yang pernah ditulis oleh Beliau diantaranya Tak Putus Dirundung Malang (1932), Dian yang Tak Kunjung Padam (1932), Layar Terkembang (1936), dan Anak Perawan di Sarang Penyamun (1940). Beliau merupakan pendiri Majalah Poedjangga Baroe pada tahun 1933, dan memimpin majalah tersebut pada tahun 1933 s/d 1942 dan 1948 s/d 1953. Beliau wafat pada tanggal 17 Juli 1994 di Jakarta.
  •  R. Soekmono
"Kebudayaan adalah seluruh hasil usaha manusia, baik berupa benda ataupun hanya berupa buah pikiran dan dalam penghidupan."
Biografi singkat
Lahir di Brebes pada tanggal 14 Juli 1922. Beliau merupakan seorang arkeolog. Beliau mendapatkan gelar Sarjana Sastra dari Universitas Indonesia pada tahun 1953. Setelah lulus dari studi sarjananya, Beliau diangkat menjadi Kepala Dinas Purbakala Republik Indonesia. Jabatan ini dipangkunya hingga tahun 1973. Beliau pernah memimpin proyek pemugaran Candi Borobudur pada tahun 1970, sebuah proyek yang didanai oleh pemerintah Indonesia dan UNESCO. Beliau wafat pada tanggal 9 Juli 1997 di Jakarta.
  •  Sir Edward B. Tylor
"Kebudayaan adalah keseluruhan komplek dari ide dan segala sesuatu yang dihasilkan manusia berdasarkan pengalaman historisnya."
Biografi singkat
Lahir di Camberwell, London, pada tanggal 2 Oktober 1832. Beliau merupakan seorang antropolog berkebangsaan Inggris. Beliau merupakan Profesor Antropologi dari Universitas Oxford dan merupakan pencetus Evolusi Kebudayaan. Beliau wafat pada tanggal 2 Januari 1917 di Wellington, Inggris.
  • Ralph Linton
"Kebudayaan adalah konfigurasi dari sebuah tingkah laku dan hasil laku yang unsur – unsur pembentuknya didukung serta diteruskan oleh anggota masyarakat tertentu."
Biografi singkat
Lahir di Philadelphia pada tanggal 27 Februari 1893. Beliau merupakan seorang antropolog berkebangsaan Amerika Serikat. Beliau mendapatkan gelar Master Antropologi dari Universitas Pennsylvania dan mendapatkan gelar Ph.D. dari Universitas Columbia. Beberapa karya ilmiahnya di bidang antropologi diantaranya The Study of Man (1936) dan The Tree of Culture (1951). Beliau wafat pada tanggal 24 Desember 1953 di New Haven, Amerika Serikat.
  •  Bronislaw Malinowski
"Kebudayaan adalah keseluruhan kehidupan manusia yang integral yang terdiri dari berbagai peralatan dan barang – barang konsumen, peraturan untuk kehidupan masyarakat, ide – ide dan hasil karya manusia, keyakinan, dan kebiasaan manusia."
Biografi singkat
Lahir di Krakow, Polandia pada tanggal 7 April 1884. Beliau merupakan Bapak Antropogi Sosial. Beliau mendapatkan gelar Ph.D. dari Universitas Jagiellonian. Beliau wafat pada tanggal 16 Mei 1942 di New Haven, Amerika Serikat.