Senin, 21 November 2016
Rabu, 09 November 2016
UNSUR KEBUDAYAAN "MAKANAN TRADISIONAL - TAHU PETIS KHAS SEMARANG"
NAMA : ADI HERDIANSYAH
NPM : 1B214929
KELAS : 1EA03/TRANSFER
Jajanan satu ini merupakan jenis penyajian Tahu yang khas dari Semarang, Jawa tengah. Namanya adalah Tahu Petis.
Apakah Tahu Petis itu?
Tahu Petis adalah salah satu makanan tradisional di Indonesia yaitu Tahu goreng yang di sajikan bersama Saus petis. Makanan satu ini merupakan salah satu jajanan khas yang terkenal di Semarang, Jawa tengah. Tahu yang di gunakan hampir sama dengan Tahu goreng pada umumnya, namun yang membedakan dalam Tahu Petis ini adalah Saus petisnya yang memiliki rasa yang khas.
Dalam proses pembuatannya, Tahu di bumbui dengan garam dan bawang putih, kemudian di goreng hingga matang. Tahu yang di goreng ini hampir sama seperti Tahu Pong namun rasa dari Tahu tersebut biasanya tidak terlalu asin. Sedangkan Saus petis terbuat dari bahan dasar udang yang di racik dengan bumbu special sehingga memiliki rasa dan aroma yang khas.Untuk penyajiannya, Tahu yang sudah di goreng biasanya di belah tengah dan di oleskan/ disisipkan Saus petis di tengah Tahu goreng tesebut.
Selain memiliki aroma yang khas, Saus petis ini memiliki rasa yang gurih dan manis. Selain itu rasa udang yang bercampur dengan bumbunya memberikan cita rasa yang khas pula pada Saus petis ini. Sehingga bila dipadukan dengan Tahu goreng yang renyah ini memberikan sensasi yang nikmat di lidah kita saat menikmatinya. Bagi anda yang suka rasa pedas, anda bisa menikmatinya dengan cabe rawit.
Tahu Petis ini masih belum diketahui asal – usulnya. Namun dalam perkembangannya Tahu Petis ini telah menjadi salah satu jajanan yang sangat diminati oleh masyarakat maupun wisatawan yang berkunjung ke Semarang. Bagi anda pecinta kuliner tradisional di Indonesia, jajanan satu ini bisa dijadikan pilihan untuk dinikmati saat anda berkunjung ke Semarang, Jawa tengah. Selain untuk dinikmati di sana, anda bisa juga menjadikan sebagai oleh – oleh.
Apakah Tahu Petis itu?
Tahu Petis adalah salah satu makanan tradisional di Indonesia yaitu Tahu goreng yang di sajikan bersama Saus petis. Makanan satu ini merupakan salah satu jajanan khas yang terkenal di Semarang, Jawa tengah. Tahu yang di gunakan hampir sama dengan Tahu goreng pada umumnya, namun yang membedakan dalam Tahu Petis ini adalah Saus petisnya yang memiliki rasa yang khas.
Dalam proses pembuatannya, Tahu di bumbui dengan garam dan bawang putih, kemudian di goreng hingga matang. Tahu yang di goreng ini hampir sama seperti Tahu Pong namun rasa dari Tahu tersebut biasanya tidak terlalu asin. Sedangkan Saus petis terbuat dari bahan dasar udang yang di racik dengan bumbu special sehingga memiliki rasa dan aroma yang khas.Untuk penyajiannya, Tahu yang sudah di goreng biasanya di belah tengah dan di oleskan/ disisipkan Saus petis di tengah Tahu goreng tesebut.
Selain memiliki aroma yang khas, Saus petis ini memiliki rasa yang gurih dan manis. Selain itu rasa udang yang bercampur dengan bumbunya memberikan cita rasa yang khas pula pada Saus petis ini. Sehingga bila dipadukan dengan Tahu goreng yang renyah ini memberikan sensasi yang nikmat di lidah kita saat menikmatinya. Bagi anda yang suka rasa pedas, anda bisa menikmatinya dengan cabe rawit.
Tahu Petis ini masih belum diketahui asal – usulnya. Namun dalam perkembangannya Tahu Petis ini telah menjadi salah satu jajanan yang sangat diminati oleh masyarakat maupun wisatawan yang berkunjung ke Semarang. Bagi anda pecinta kuliner tradisional di Indonesia, jajanan satu ini bisa dijadikan pilihan untuk dinikmati saat anda berkunjung ke Semarang, Jawa tengah. Selain untuk dinikmati di sana, anda bisa juga menjadikan sebagai oleh – oleh.
SUMBER : http://www.negerikuindonesia.com/2015/05/tahu-petis-jajanan-khas-dari-semarang.html
SINOPSIS DAN UNSUR INTRINSIK NOVEL "NEGERI 5 MENARA"
NAMA : ADI HERDIANSYAH
NPM : 1B214929
KELAS : 1EA03/TRANSFER
SINOPSI DAN UNSUR INTRINSIK NOVEL "NEGERI 5 MENARA"
A. Tema
Novel ini memiliki tema tentang pendidikan, dan sebuah kerja keras yang menghasilkan kesuksesan.
Hal ini dapat dibuktikan dari halaman awal, yaitu kutipan dari imam syafi'i dan kalimat "MAN JADDA WAJADA" , yang di teriakan ustad salman pada awal pertemuan alif di PM, arti dari man jadda wajadda sendiri adalah siapa yang bersungguh-sungguh, akan berhasil [Hlm : 40-41}
B. Penokohan
1. Amak
Ramah kepada siapa saja. ["Mukanya selalu mengibarkan senyum ke siapa saja" (hlm : 6)]
Peduli kepada peradaban islam di masa depan. ["Amak ingin memberikan anak yang terbaik untuk kepentingan agama. Ini tugas mulia untuk akhirat" (hlm : 9)]
Penyayang ["kasih sayang amak...." (hlm : 11)]
Peduli dan setia kepada anaknya. ["Saya mau mengantar anak..." (hlm : 19)]
Orang yang Amanah ["Amanat dai jamaah surau untuk membeli sapi..." (hlm : 91)]
Penurut dan patuh ["selama ini aku anak penurut" (hlm : 11)}
Tidak konsisten terhadap pilihan [" aku sendiri belum yakin betul terhadap keputusan ini" (hlm : 13)]
Mandiri ["Tentu saja aku datang sendiri" (hlm : 27)]
Rajin belajar ["Animo belajarnya memang maut" (hlm : 46)]
Setia kawan ["...paling setia kawan yang aku kenal" (hlm : 46)]
Percaya diri ["maju dengan penuh percaya diri" (hlm : 44)]
Rajin membaca["hobi utamanya membaca buku" (hlm : 45)]
Mau berbagi ["...dia tidak pelit dengan informasi" (hlm : 61)]
Berpikiran dewasa ["dia yang paling dewasa di antara kami" (hlm : 45)]
kurang percaya diri ["dia memang tidak terlalu pede..." (hlm : 206)]
Orang yang agamis ["saya ingin mendalami agama islam dan menjadi penghapal Al-Quran" (hlm : 46)]
Orang yang sangat peduli ["....merawat nenek dan pulang, mungkin selamanya..." (hlm : 362)]
Berbakti kepada orangtua ["motivasi besar menghapal Al-Quran adalah pengabdian kepada orangtua" (hlm : 363)]
Orang yang menepati janji ["susuai janji, Atang yang membayari ongkos"(hlm : 221)]
Humoris ["memasukkan berbagai macam guyon sunda yang membuat hadirin terpingkal-pingkal" (hlm : 220]
Pondok Madani ["selamat datang di pondok madani" (hlm : 30)]
Aula ["murid-murid berbndong-bondong memenuhi aula" (hlm : 48)]
Lapangan ["masing-masing melintasi lapangan besar..." (hlm : 62)]
Kamar ["pintu kayu kamar bergetar-getar digedornya" (hlm : 84)]
Menara ["Di bawah bayangan menara ini kami lewatkan waktu...." (hlm : 94)]
Kelas ["Ustad Salman masuk kelas..." (hlm : 105)]
Bandung ["kami telah masuk Bandung..." (hlm : 218)]
Sore hari ["matahari telah tergelincir di ufuk..." (hlm : 62)]
pagi hari ["rasanya udara pagi lebih segar...." (hlm : 127)]
Malam hari [malam ini untuk pertama kalinya kami..." (hlm : 238)]
Din hari ["sekitar jam dua pagi..." (hlm : 244)]
Menegangkan ["kami mendengar suara orang berteriak dan bunyi kaki berlarimendekat ke arah kami" (hlm : 246)]
Bahagia ["kami senang bisa menangkap pencuri dan lebih senang lagi lepas dari kewajiban jadi jasus" (hlm : 249)]
Gelisah ["kegelisahanku yang naik turun..." (hlm : 369)]
kisah berawal dari seorang wartawan VOA, yang sedang berada di Washington DC. Wartawan itu bernama Alif Fikri. tanpa disengaja ia mengecek laptopnya dan tiba-tiba ada pesan masuk dari seorang yang bernama Batutah. Setelah berbalas-balas esan, teryata dia adalah teman lama Alif dari sekolah lamanya yaitu Pondok Madani.
Alif tidak ingin bersekolah di sekolah madrastah ataupun pesantren, sedangkan Amaknya tidak rela jika Alif masuk sekolah SMA umum, karena Amaknya ingin anak laki-lakinya bersekolah agama, dan menjadikan anaknya menjadi pemmpin agama di masa depan, seperti Buya Hamka.
Baso bercerita kepada teman-teman shahibul menara, bawa sepertinya ia harus meninggalkan PM duluan dibandingkan dengan teman-teman yang lain, karena ia harus merawat neneknya yang sedang sakit parah. Akhrnya paman Latimbang menjemput Baso yang berada di PM, dan Baso pun harus meninggalkan PM untuk selamanya.
Ustadz Torik begitu marah ketika mendengar bahwa ada siswa yang pergi dari PM tanpa izin terlebih dahulu. Mera itu adalah Said, Alif, dan Atang. sebelum itu, mereka meminta izin ke Ponorogo untuk mencari barang, tetapi barang itu tidak ada, dan mereka pun harus pergi ke Surabaya untuk mendapatkan barang tersebut. Akhirnya mereka bertiga diberikan hukuman yang sangat berat, yaitu dicukur habis rambutnya.
Seluruh siswa PM kelas 6, telah berhasil menyelesaikan ulangan akhir, untuk menentukan kelulusan meraka. Kemudian meraka semua pun berisah, begitu juga dengan shahibul menara yang akan menempuh jalannya masing-masing untuk mewujudkan impian meraka.
Shahibul menaratelah mencapai impiannya masing-masing dan berencana akan melakukan reuinian setelah tidak bertemu selama bertahun-tahun.
"Kami bisa makan bagai kesurupan" (hlm : 122)
"Kiai Rais telah menyetrum 3000 murid kesayangannya" (hlm : 190)
"wajah dingin mencucuk tulang..." (hlm : 2)
"Jantungku melonjak-lonjak girang" (hlm : 5)
"Cerita Kiai Rais terus berputar di kepalaku" (hlm : 142)
"sejak dari pagi buta..." (hlm : 214)
"kami seperti sekawanan tentara yang terjebak..." (hlm : 64)
"Mukanya dingin seperti besi" (hlm : 124)
SINOPSIS
Dalam novel ini, seorang Alif Fikri adalah anak yang terlahir di dalam keluarga yang serba sederhana, di daerah Sumatra Barat. Dan rumahnya terletak dekat dengan Danau Maninjau. Sebelum ia bersekolah di pesantren ia memiliki sahabat yang bernama Randai. Randai adalah seorang sahabat dekat Alif saat bersekolah di SMP, yang kemudian meraka harus berpisah karena amak dari Alif, ingin anak laki-lakinya bersekolah di sekolah agama dan amaknya berharap suatu saat anak laki-lakinya menjadi seorang pemimpin atau pemuka agama di masa depan seperti Buya Hamka. Tetapi keinginan amaknya itu sangat berbeda dengan impian dan tujuan Alif, karena Alif ingin mengikuti jejak Pak Habibie dan bersekolah di SMA biasa dan melajutkan kuliah. Akhirnya setelah Alif berselisih dengan amaknya, Alif pun hanya bisa memendam impiannya itu dan harus bersekolah di Pondok Madani (PM).
Saat Alif tiba di PM ia bertemu dan berkenalan dengan teman-teman dari berbagai daerah, yang kemudian ia memiliki lima sahabat. Mereka adalah Baso, Raja, Atang, Dulmajid, dan Said. Meraka berlima dari berbagai macam daerah, dan tentunya memiliki sifat yang berbeda. Dimulai dari Baso, dia berasal dari Gowa, Sulawesi. Dan alasan dia masuk PM adalah karena ingin menjadi penghafal serta mendalami Al-qur'an. Selanjutnya adalah Raja, dia dari Sumatera, hobinya adalah membaca kamus, karena ingin sekali mempelajari bahasa inggris ataupan bahasa arab , dan sama seperti Baso, ia juga memiliki otak yang cerdas diatas rata-rata, dan sifatnya yang kekeh terhadap pendirian. Kemudian yang ketiga adalah Atang dari Bandung, selanjutnya yang keempat adalah Dulmajid dari daerah Sumenep, dan yang terakhir adalah Said dari Modjokerto, seorang said memiliki postur yang tinggi dan hobinya adalah bermain sepak bola, dan ia sering sekali dijadikan pemain inti dalam sebuah tim PM. Kemudian kisah di PM pun dimulai, dan mereka berlima selalu bersama dalam sedih maupun senang, hingga mereka disebut sebagai shahibul menara, karena sering menghasbiskan waktu sore di dekat menara masjid. Dari sekolah inilah mereka banyak belajar dan mendapatkan berbagai pengalaman yang sama sekali belum pernah meraka rasakan sebelumnya, dari yang awalnya entah apa tujuan sebenarnya besekolah di PM, hingganakhirnya mereka memiliki impian masing-masing dan sama-sama berusaha untuk mewujudkannya.
UNSUR INTRINSIK
Saat Alif tiba di PM ia bertemu dan berkenalan dengan teman-teman dari berbagai daerah, yang kemudian ia memiliki lima sahabat. Mereka adalah Baso, Raja, Atang, Dulmajid, dan Said. Meraka berlima dari berbagai macam daerah, dan tentunya memiliki sifat yang berbeda. Dimulai dari Baso, dia berasal dari Gowa, Sulawesi. Dan alasan dia masuk PM adalah karena ingin menjadi penghafal serta mendalami Al-qur'an. Selanjutnya adalah Raja, dia dari Sumatera, hobinya adalah membaca kamus, karena ingin sekali mempelajari bahasa inggris ataupan bahasa arab , dan sama seperti Baso, ia juga memiliki otak yang cerdas diatas rata-rata, dan sifatnya yang kekeh terhadap pendirian. Kemudian yang ketiga adalah Atang dari Bandung, selanjutnya yang keempat adalah Dulmajid dari daerah Sumenep, dan yang terakhir adalah Said dari Modjokerto, seorang said memiliki postur yang tinggi dan hobinya adalah bermain sepak bola, dan ia sering sekali dijadikan pemain inti dalam sebuah tim PM. Kemudian kisah di PM pun dimulai, dan mereka berlima selalu bersama dalam sedih maupun senang, hingga mereka disebut sebagai shahibul menara, karena sering menghasbiskan waktu sore di dekat menara masjid. Dari sekolah inilah mereka banyak belajar dan mendapatkan berbagai pengalaman yang sama sekali belum pernah meraka rasakan sebelumnya, dari yang awalnya entah apa tujuan sebenarnya besekolah di PM, hingganakhirnya mereka memiliki impian masing-masing dan sama-sama berusaha untuk mewujudkannya.
UNSUR INTRINSIK
A. Tema
Novel ini memiliki tema tentang pendidikan, dan sebuah kerja keras yang menghasilkan kesuksesan.
Hal ini dapat dibuktikan dari halaman awal, yaitu kutipan dari imam syafi'i dan kalimat "MAN JADDA WAJADA" , yang di teriakan ustad salman pada awal pertemuan alif di PM, arti dari man jadda wajadda sendiri adalah siapa yang bersungguh-sungguh, akan berhasil [Hlm : 40-41}
B. Penokohan
1. Amak
Ramah kepada siapa saja. ["Mukanya selalu mengibarkan senyum ke siapa saja" (hlm : 6)]
Peduli kepada peradaban islam di masa depan. ["Amak ingin memberikan anak yang terbaik untuk kepentingan agama. Ini tugas mulia untuk akhirat" (hlm : 9)]
Penyayang ["kasih sayang amak...." (hlm : 11)]
2. Ayah
Peduli dan setia kepada anaknya. ["Saya mau mengantar anak..." (hlm : 19)]
Orang yang Amanah ["Amanat dai jamaah surau untuk membeli sapi..." (hlm : 91)]
3. Alif
Penurut dan patuh ["selama ini aku anak penurut" (hlm : 11)}
Tidak konsisten terhadap pilihan [" aku sendiri belum yakin betul terhadap keputusan ini" (hlm : 13)]
4. Dulmajid
Mandiri ["Tentu saja aku datang sendiri" (hlm : 27)]
Rajin belajar ["Animo belajarnya memang maut" (hlm : 46)]
Setia kawan ["...paling setia kawan yang aku kenal" (hlm : 46)]
5. Raja Lubis
Percaya diri ["maju dengan penuh percaya diri" (hlm : 44)]
Rajin membaca["hobi utamanya membaca buku" (hlm : 45)]
Mau berbagi ["...dia tidak pelit dengan informasi" (hlm : 61)]
6. Said
Berpikiran dewasa ["dia yang paling dewasa di antara kami" (hlm : 45)]
kurang percaya diri ["dia memang tidak terlalu pede..." (hlm : 206)]
7. Baso
Orang yang agamis ["saya ingin mendalami agama islam dan menjadi penghapal Al-Quran" (hlm : 46)]
Orang yang sangat peduli ["....merawat nenek dan pulang, mungkin selamanya..." (hlm : 362)]
Berbakti kepada orangtua ["motivasi besar menghapal Al-Quran adalah pengabdian kepada orangtua" (hlm : 363)]
8. Atang
Orang yang menepati janji ["susuai janji, Atang yang membayari ongkos"(hlm : 221)]
Humoris ["memasukkan berbagai macam guyon sunda yang membuat hadirin terpingkal-pingkal" (hlm : 220]
C. Latar
1. Tempat
1. Tempat
Pondok Madani ["selamat datang di pondok madani" (hlm : 30)]
Aula ["murid-murid berbndong-bondong memenuhi aula" (hlm : 48)]
Lapangan ["masing-masing melintasi lapangan besar..." (hlm : 62)]
Kamar ["pintu kayu kamar bergetar-getar digedornya" (hlm : 84)]
Menara ["Di bawah bayangan menara ini kami lewatkan waktu...." (hlm : 94)]
Kelas ["Ustad Salman masuk kelas..." (hlm : 105)]
Bandung ["kami telah masuk Bandung..." (hlm : 218)]
2. Waktu
Sore hari ["matahari telah tergelincir di ufuk..." (hlm : 62)]
pagi hari ["rasanya udara pagi lebih segar...." (hlm : 127)]
Malam hari [malam ini untuk pertama kalinya kami..." (hlm : 238)]
Din hari ["sekitar jam dua pagi..." (hlm : 244)]
3. Suasana
Menegangkan ["kami mendengar suara orang berteriak dan bunyi kaki berlarimendekat ke arah kami" (hlm : 246)]
Bahagia ["kami senang bisa menangkap pencuri dan lebih senang lagi lepas dari kewajiban jadi jasus" (hlm : 249)]
Gelisah ["kegelisahanku yang naik turun..." (hlm : 369)]
D. Alur/Plot
Alur yang digunakan adalah alur campuran.
1. Eksposisi
Alur yang digunakan adalah alur campuran.
1. Eksposisi
kisah berawal dari seorang wartawan VOA, yang sedang berada di Washington DC. Wartawan itu bernama Alif Fikri. tanpa disengaja ia mengecek laptopnya dan tiba-tiba ada pesan masuk dari seorang yang bernama Batutah. Setelah berbalas-balas esan, teryata dia adalah teman lama Alif dari sekolah lamanya yaitu Pondok Madani.
2. Intrik
Alif tidak ingin bersekolah di sekolah madrastah ataupun pesantren, sedangkan Amaknya tidak rela jika Alif masuk sekolah SMA umum, karena Amaknya ingin anak laki-lakinya bersekolah agama, dan menjadikan anaknya menjadi pemmpin agama di masa depan, seperti Buya Hamka.
3. Komplikasi
Baso bercerita kepada teman-teman shahibul menara, bawa sepertinya ia harus meninggalkan PM duluan dibandingkan dengan teman-teman yang lain, karena ia harus merawat neneknya yang sedang sakit parah. Akhrnya paman Latimbang menjemput Baso yang berada di PM, dan Baso pun harus meninggalkan PM untuk selamanya.
4. Klimaks
Ustadz Torik begitu marah ketika mendengar bahwa ada siswa yang pergi dari PM tanpa izin terlebih dahulu. Mera itu adalah Said, Alif, dan Atang. sebelum itu, mereka meminta izin ke Ponorogo untuk mencari barang, tetapi barang itu tidak ada, dan mereka pun harus pergi ke Surabaya untuk mendapatkan barang tersebut. Akhirnya mereka bertiga diberikan hukuman yang sangat berat, yaitu dicukur habis rambutnya.
5. Antiklimaks
Seluruh siswa PM kelas 6, telah berhasil menyelesaikan ulangan akhir, untuk menentukan kelulusan meraka. Kemudian meraka semua pun berisah, begitu juga dengan shahibul menara yang akan menempuh jalannya masing-masing untuk mewujudkan impian meraka.
6. Resolusi
Shahibul menaratelah mencapai impiannya masing-masing dan berencana akan melakukan reuinian setelah tidak bertemu selama bertahun-tahun.
E. Gaya Bahasa
1. Hiperbola
1. Hiperbola
"Kami bisa makan bagai kesurupan" (hlm : 122)
"Kiai Rais telah menyetrum 3000 murid kesayangannya" (hlm : 190)
2. Personifikasi
"wajah dingin mencucuk tulang..." (hlm : 2)
"Jantungku melonjak-lonjak girang" (hlm : 5)
"Cerita Kiai Rais terus berputar di kepalaku" (hlm : 142)
"sejak dari pagi buta..." (hlm : 214)
3. Asosiasi
"kami seperti sekawanan tentara yang terjebak..." (hlm : 64)
"Mukanya dingin seperti besi" (hlm : 124)
F. Sudut Pandang
Dalam novel Negeri 5 Menara, si penulis menggunakan orang pertama sebagai pelaku utama, karena menggunakan kata ganti orang pertama yaitu "AKU".
G. Amanat
Cerita Negeri 5 Menara memberikan pesan moral pendidikan yang sangat dalam. Kita harus bersungguh - sungguh dan bekerja keras untuk meraih impian kita dan mencapai kesuksesan kita, tapi dibalik kesuksesan tersebut ada doa dari kedua orangtua kita, jadi kita juga harus serta-merta menghormati dan berbakti kepada orangtua.
Dalam novel Negeri 5 Menara, si penulis menggunakan orang pertama sebagai pelaku utama, karena menggunakan kata ganti orang pertama yaitu "AKU".
G. Amanat
Cerita Negeri 5 Menara memberikan pesan moral pendidikan yang sangat dalam. Kita harus bersungguh - sungguh dan bekerja keras untuk meraih impian kita dan mencapai kesuksesan kita, tapi dibalik kesuksesan tersebut ada doa dari kedua orangtua kita, jadi kita juga harus serta-merta menghormati dan berbakti kepada orangtua.
SUMBER : http://hanifassyarify.blogspot.co.id/2013/12/analisis-unsur-intrinsik-novel-negeri-5.html
Langganan:
Postingan (Atom)